Himam Miladi
Himam Miladi Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Memaknai Puasa Ramadan sebagai Madrasah Rohani

26 April 2022   07:45 Diperbarui: 26 April 2022   13:06 1814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaknai Puasa Ramadan sebagai Madrasah Rohani
Jika kita bisa memaknai puasa Ramadan, maka akan melahirkan perubahan karakter yang lebih baik setelah bulan suci Ramadan berlalu (dok.pri)

Seseorang yang berpuasa dan berhasil mendapatkan pendidikan Akal Pikiran, dialah yang berhak disebut sebagai Ulul Albab.

Allah berfirman,

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal (Ulul Albab). (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (QS Ali Imran, 3: 190-191)

4. Pendidikan Rasa

Puasa Ramadan adalah sekolah yang memberikan pendidikan rasa. Hakikatnya, puasa mendidik kita untuk dapat merasakan penderitaan orang-orang fakir dan miskin, yang karena kekurangannya sering merasa kelaparan.

Rasulullah sering mengingatkan kita, bahwa ukuran keimanan seseorang terletak dari empatinya terhadap penderitaan orang lain.

 Maka, orang yang berhasil mendapat Pendidikan Rasa di bulan Ramadan adalah orang yang memiliki karakter Ta'awuun, orang yang ringan tangan, suka menolong sesama.

Mumpun bulan Ramadan belum berlalu, mumpung masih ada sisa-sisa hari di bulan suci, mari kita jadikan puasa Ramadan sebagai Madrasah Rohani kita. Sehingga usai Ramadan, kita bisa menyandang predikat sebagai orang yang Qolbun Saliim, memiliki Nafsul Muthmainnah, ber-Ulul Albab, dan Ta'awuun. Kesemua karakter ini dibungkus dalam satu paket gelar, yakni sebagai orang yang Muttaqiin (orang yang bertakwa).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun