Bagaimana Mengucapkan Selamat Idulfitri yang Lebih Tepat?
Ramadan telah berakhir. Waktunya Idulfitri!
Perasaan kita pasti campur aduk sekarang, antara sedih dan senang. Sedih karena Ramadan, bulan yang penuh keberkahan telah meninggalkan kita. Senang dan bahagia, karena sudah waktunya merayakan Idulfitri.
Imam Al-Hafidz ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari mengatakan, "Mengekspresikan kebahagiaan pada Idulfitri, adalah bagian fitur yang menonjol dari Islam" (Fathul Bari, Hadis: 949)
Hampir setiap Muslim merayakan Idulfitri dengan memberi ucapan selamat satu sama lain. Khusus di negara kita, ucapan selamat Idulfitri biasanya berupa kalimat 'Minal Aidzin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin'. Sebagian yang lain memilih untuk mengucapkan 'Taqobbalallohu Minna wa Minkum.'
Bagaimana sebenarnya ucapan untuk Idulfitri? Adakah tuntunan dari Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) atau para Sahabat (radhiallahu anhu??
Ibnu Taimiyah ketika ditanya tentang ucapan selamat Idulfitri menjawab,
"Sedangkan untuk ucapan selamat Idulfitri, setelah selesai Idul Fitri bisa saling mengucapkan, Taqabbalallahu Minna wa Minkum, (semoga Allah menerima (ibadah dan amal saleh) dari Anda dan kami) atau A'adahullahu 'Alaika (semoga Allah membuat Anda menyaksikannya (Idulfitri) lagi) dan frasa serupa lainnya." (al-Fataawa al-Kubra)
"Taqaobbalallohu Minna wa Minkum" adalah ucapan yang biasa disampaikan para Sahabat (radhiallahu anhu) satu sama lain usai melaksanakan salat Idulfitri. Imam Al-Hafidz bin Hajar dalam kitab Fathul Bari menyampaikan,
"Jubair bin Nufair (radhiallahu anhu) berkata: 'Para sahabat Nabi (radhiallahu anhum), biasa mengucapkan Taqabbala Allahu Minna wa Minkum [semoga Allah menerima dari Anda dan kami] ketika mereka bertemu satu sama lainnya pada hari Idulfitri.'"
Sementara Ibnu Qudamah menyebutkan dalam kitabnya Al-Mughni, bahwa Muhammad Ibn Ziad (radhiallahu anhu) berkata: "Aku bersama Abu Umamah al-Bahili dan beberapa sahabat Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam). Ketika mereka pulang dari salat Idulfitri, mereka saling mengucapkan 'Taqabbalallahu Minna wa Minkum'."
Dalam Majmu' Fataawa Ibn 'Utsaimin, Syekh Ibnu 'Utsaimin ditanya: Apa hukum mengucapkan salam Idul Fitri dan apakah ada kata-kata tertentu yang digunakan?
Beliau menjawab:
Mengucapkan salam dan selamat pada hari raya Idulfitri diperbolehkan, dan tidak ada salam khusus. Sebaliknya salam yang biasa digunakan orang diperbolehkan selama tidak ada dosa yang terlibat.
Syekh Ibnu 'Utsaimin juga berkata:
Beberapa Sahabat memberikan salam dan ucapan selamat pada kesempatan Idul Fitri. Bahkan jika kita berasumsi bahwa mereka tidak melakukan itu, sekarang sudah menjadi kebiasaan yang biasa dilakukan orang, saling memberi selamat pada hari raya Idulfitri dan menyelesaikan puasa dan qiyam (mendirikan salat).
Beliau juga ditanya: Apa hukum berjabat tangan, berpelukan, dan saling mengucapkan selamat setelah sholat Ied?
Dan beliau menjawab:
Hal-hal tersebut tidak mengapa, karena orang-orang tidak melakukan hal-hal ini sebagai ibadah yang dimaksudkan untuk mendekatkan mereka kepada Allah, tetapi mereka melakukannya karena kebiasaan, dan untuk menghormati dan menghormati satu sama lain. Selama tidak ada dalam syariat yang menunjukkan bahwa suatu kebiasaan dilarang, maka prinsip dasarnya adalah boleh.
Jadi, apa pun ucapan yang kita sampaikan kepada setiap muslim setelah salat IdulFitri, hukumnya adalah boleh, selama tidak ada keburukan atau maksiat di dalam ucapan tersebut. Namun, alangkah baiknya apabila kita meniru kebiasaan para Sahabat Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam) dengan mengucapkan:
'Taqobbalallohu Minna wa Minkum.'
Dan apabila kita menerima ucapan seperti itu, sebagai balasannya kita bisa mengucapkan kalimat yang sama, atau cukup dengan Aamiin atau Khair Mubarak.
Allah berfirman,
"Ketika kamu disapa dengan sapaan, sapalah kembali dengan yang lebih baik darinya atau balaslah. Lihat! Allah memperhitungkan segala sesuatu." (QS An-Nisa, 4: 86)