Puji Hastuti
Puji Hastuti Dosen

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hilal di Lereng Slamet

23 Mei 2020   09:15 Diperbarui: 23 Mei 2020   09:13 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hilal di Lereng Slamet
Wisma satria/domumen Imron ihwanudin--dokpri

Empat belas hari yang menyesakkan dada. Kini telah terlewati. Tuti mengucap syukur akhirnya dinyatakan negatif dan masih ada waktu untuk bertemu dengan keluarganya. Melepas kangen yang selama ini bertumpuk dan ditambah lagi dengan keharusan masuk isolasi di wisma yang biasanya untuk pelatihan tersebut.

Tuti berharap ke depannya masih bisa memanfaatkan waktu untuk bercengkrama dengan keluarga dan masyarakat di sekitarnya serta tentu saja mas Rizalnya yang juga sangat dirindukannya.

Sore itu di bawah hilal bulan Syawal  Tuti pulang dari wisma diantar relawan yang juga sangat bahagia karena tugasnya telah berakhir. Heru juga berharap tak ada lagi pasien yang harus dkarantina di sana. 

Berhari-hari harus bertugas menjadi relawan bersama dengan beberapa petugas kesehatan , kpolisian, tentara, petugas gizi dan yang lainnya sungguh sangat tidak nyaman.

Di bawah bayang-bayang ketakutan tertular mereka bertugas. Demi kemanusiaan mereka bertahan. Alhamdulillah bersama dengan kesucian bulan Syawal Covid-19 telah dinyatakan negatif, tidak ada penambahan kasus baru.

Semoga ke depannya tidak ada lagi pendatang di wisma Satria ini untuk dikarantina lagi. Masyarakat yang patuh selama ini untuk berdiam di rumah saja, tidak mengadakan aktivitas kumpul-kumpul, selalu memakai masker  dan sering cuci tangan merupakan bukti mereka telah hidup berdamai dengan Covid-19.

Tidak akan lama lagi tentu masjid akan segera digunakan sebagai tempat ibadah, pasar dan mall akan biasa lagi aktivitasnya. Namun kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan tidak akan menghilang.

Walau Covid-19 masih ada, namun tidak lagi sebagai wabah.

Sebuah hikmah yang besar untuk merubah pola hidup masyarakat. Dari Covid-19 kita telah banyak belajar arti sebuah aktivitas berkeluarga, arti menjaga kesehatan untuk diri, keluarga dan orang lain, tidak mau tertular dan menularkan, arti ibadah yang sesungguhnya, ternyata beribadah di masjid, secara berjamaah adalah sebuah kebutuhan. 

Arti sebuah gotong royong solidaritas bermasyarakat saling membantu bagi yang kekurangan.

Kalau sebelumnya kita tak peduli dengan kebersaman dalam keluarga, tak peduli dengan arti ibadah berjamaah dan tak peduli dengan kehidupan bertetangga, kali ini kita bisa merasakan itu semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun