Puteri Renata
Puteri Renata Editor

Founder Komunitas Sahabat Literasi/Direktur SL Books/Mentor Kepenulisan Self Healing/Penulis Novel

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Tren Warna Sage, Apa Harus Ikutan? Atau Justru Desain Baju Sendiri Saja & Tidak Ikutan Tren?

18 April 2023   09:22 Diperbarui: 18 April 2023   09:26 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tren Warna Sage, Apa Harus Ikutan? Atau Justru Desain Baju Sendiri Saja & Tidak Ikutan Tren?
Dok. pribadi, desain baju sendiri dan jahitan rumah

Sebagai penjual barang-barang online, termasuk baju lebaran. Setiap tahun pasti ada saja warna tren ataupun model yang nge-tren yang membuat penjual seperti saya kebanjiran order dan ikut nguter ke setiap distributor untuk mencari permintaan konsumen. 

Dan tahun ini, saya kebanjiran orderan warna sage dan membuat pusing tujuh keliling apalagi kebanyakan konsumen mencari bukan dari jauh-jauh hari, tapi mepet menjelang lebaran dan menyebabkan saya harus mengabaikan beberapa permintaan mereka. 

Pertama, karena warna/model yang mereka mau sudah habis stock dan walaupun ada modelnya tidak menarik juga tidak seperti yang diinginkan. 

Kedua, paket overload yang menyebabkan saya khawatir barang tersebut tidak sampai di saat hari raya idul fitri. 

Kenapa sih semua harus mengikuti trend? 

Bukankah yang berbeda justru lebih unik menurut saya. 

Karena saya sendiri justru lebih senang menggunakan baju yang berbeda dari orang lainnya dan saya punya style khusus buat sendiri. 

Karena menurut saya, jika mengikuti tren selain akan sama dengan orang lainnya, maka biasanya baju itu tidak bisa saya gunakan lagi di tahun-tahun berikutnya. Mengingat akan ada aja yang berkomentar kalau baju ini tren di tahun ini yaa, warnanya tahun kemarin ngetren nih pasti lebaran tahun lalu belinya, dan sebagainya. Maklum netizen Indonesia kan, suka begitu. 

Jadi, menurut saya baju lebaran baiknya tidak usah mengikuti tren tahun, karena ya dampaknya akan siap-siap menghadapi komentar netizen. Apalagi nih, kalau ada netizen yang senang membandingkan harga, bahan, dan kualitas baju dia dengan baju kita. 

Kalau dahulu sih, waktu mama saya masih menjahit. Biasanya saya justru membuat desain baju sendiri sesuai keinginan, di hari-hari sebelum ramadan biasanya saya sudah memilih bahan di toko, dan saat ramadan mama sudah menjahit baju untuk keluarga. 

Selain akan tampil beda, bahan yang kami mau sesuai keinginan dan model juga ukuran pasti pas.

Namun, mengingat sekarang upah menjahit pakaian di luaran lumayan, yaa mungkin kebanyakan orang lebih memilih membeli pakaian jadi. 

Nah, menurut saya lagi nih, kalau teman-teman pengen banget bisa punya baju lebaran couple. Baiknya, ikut saja menabung atau biasa disebut arisan baju. Ini biasanya kita bisa meminimaze pengeluaran kita menjelang lebaran, dan kita juga jadi tidak berebut model baju saat hari raya karena sudah pasti banyak pilihannya. Karena saya juga biasanya membuka arisan atau tabungan seperti ini, untuk baju couple ataupun mukena. 

Atau nih, buat yang mau couplean warna, samakan saja warnanya tidak perlu modelnya, walau cari warna yang sama harus dipertimbangkan banyak hal. Misalnya, kalau baju warna brown yang soft dan jilbab warna brown yang old, baju suami atau anak bisa pilih dari salah satu warna tersebut. 

Nah, atau lagi kalian bisa cari-cari baju diskon dari toko onlineshop terkemuka. Seperti, Shopee mall atau lazada mall. 

Namun, harus pintar-pintar memilih, ya karena buat yang malas membaca deskripsi dan detail membaca komentar maka akan mendapatkan barang zonk tidak sesuai keinginan. 

Itu sih, menurut saya sebagai penjual baju yang merasa tahun ini harus penuh perjuangan mendapatkan keinginan para pelanggan. 

Mau ikut tren ataupun tidak, yang terpenting tahun ini kita bisa merayakan idul fitri dengan suka cita dan penuh kebahagiaan bersama keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun