HENDRA WIJAYA
HENDRA WIJAYA Penulis

Mengajar di Tangerang.

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Ngujuban (Tradisi Suku Sunda di Kuningan-Jabar Jelang Bulan Puasa Ramadhan)

3 April 2022   14:16 Diperbarui: 3 April 2022   14:23 4073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngujuban (Tradisi Suku Sunda di Kuningan-Jabar Jelang Bulan Puasa Ramadhan)
foto-ngujuban-624943135a74dc07581547d2.jpg

 NGUJUBAN

(Tradisi Suku Sunda di Kuningan-Jabar menyambut Bulan Suci Ramadhan)

Oleh: Hendra Wijaya

Indonesia dikenal sebagai bangsa yang majemuk, beranekaragam suku-bangsa-bahasa- agama dan budaya.  Dari 1.340 suku bangsa yang ada di Indonesia (Sensus BPS tahuan 2010), Suku Sunda adalah salahsatunya. 

Suku Sunda, dikenal dengan 'urang Sunda' adalah suku terbesar di wilayah pulau Jawa bagian Barat (Jawa Barat dan Banten). Sama dengan suku suku lain di Indonesia, Suku Sunda memiliki tradisi, kebudyaan yang 'unik' yang menjadi 'kearifan lokal' yang geniun, yang tetap dilestarikan hingga kini.  

Salah satu Tradisi yang saat ini masih dilakukan adalah Tradisi 'Ngujuban' yang masih dilestarikan oleh  Suku Sunda yang berada di daerah Kuningan-Cirebon dan sekitarnya.  

Ngujuban, seperti yang difahami oleh orang Sunda merupakan permohonan doa Kepada Yang Maha Kuasa oleh seorang atau keluarga tertentu yang dilakukan saat hari perayaan (Idul Fitri/Idul Adha), muludan (Maulid Nabi SAW), Jelang Awal Bulan Puasa Ramadhan dan juga malam jum'at kliwon. 

Selain doa yang dipanjatkan oleh yang dituakan/ sesepuh, disediakan juga sesajen (sajian). Sesajen itu ada yang berupa  7 bunga berbeda rupa, teh manis, kopi pahit, kopi manis, air putih, nasi, lauk pauk, rokok/cerutu. 

Sesajen tersebut sebagai symbol penuh syukur atas segala anugerah yang telah dilimpahkan Yang Maha Kuasa.  Setelah berdoa, seluruh sesajen tersebut di santap bersama keluarga atau berbagi dengan tetangga.

                                                                                                   (Sesajen/sajian Ngujuban di era modern)

Ngujuban Jelang Puasa Ramadhan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun