Tri Rahayu ( Mbak Lily)
Tri Rahayu ( Mbak Lily) Freelancer

Penulis lepas, konten creator

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mengatasi Halitosis (Bau Mulut): Pilih Perawatan Modern Atau Alami?

28 Maret 2024   15:10 Diperbarui: 28 Maret 2024   16:58 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengatasi Halitosis (Bau Mulut): Pilih Perawatan Modern Atau Alami?
Sumber: Honestdoc

     Puasa Ramadhan merupakan ibadah kompleks yang membutuhkan kesehatan jasmani untuk melaksanakannya. Salah satu nikmat yang perlu kita syukuri diantaranya kesehatan jasmani, selain kesehatan rohani tentunya.

     Kesehatan jasmani tentunya mencakup ujung rambut hingga ujung kaki manusia. Perawatan kesehatan jasmani dapat kita lakukan baik dengan perawatan dalam artian mengunjungi dokter untuk periksa atau konsultasi hingga melakukan segala tips atau anjuran dokter. Selain itu kita juga bisa olahraga ringan.

      Di bulan puasa ini, perawatan kesehatan yang acapkali menjadi buah bibir selain perkara menu sahur, menu masakan lebaran agar kolestrol maupun gula darah tidak naik adalah perkara kesehatan mulut. Kesehatan mulut sendiri meliputi kebersihan gigi, bau atau aroma nafas kita, juga terkait dengan kebersihan lidah.

      Bagaimana cara kita menjaga kebersihan mulut kita saat puasa? Mengingat hal ini sangat penting. Jangan sampai kita insecure gara-gara merasa nafas kita bau padahal kita harus bicara di hadapan publik, atau kita harus berinteraksi dengan banyak orang.


     Menilik sebuah riset tentang kesehatan gigi dan juga mulut yang ditulis oleh Bahadir Ugur Aylikci dan Hakan Colak (Halitosis  From Diagnosis to Management) dalam Jurnal of Natural Science, biology and medicine (lihat: https://www.ncbi.nlm.gov.)

     Mendiskripsikan lebih lanjut tentang Halitosis. Kata ini berasal dari Bahasa Latin halitus (udara yang dihirup) dan osis (perubahan patologis) digunakan untuk mendiskripsikan bau yang tidak sedap atau tidak sedap yang keluar dari udara mulut atau napas.

     Singkat kata, halitosis dimaknai sebagai bau mulut. Di dalam masyarakat, umumnya kita memang lebih suka menyebut demikian.

      Halitosis bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:


a. Halitosis yang berasal dari rongga mulut:


Meskipun halitosis disebabkan oleh beberapa hal namun riset menunjukkan , 90% berasal dari rongga mulut. Suhu udara  di rongga mulut manusia bisa berubah antara 34 C -- 37 C . Selama manusia bernafas juga terjadi perubahan perubahan pada kelembaban antara 91C-96 C dengan pernafasan oral. Keadaan ini berpotensi menyediakan tempat yang cukup cocok untuk pertumbuhan bakteri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun