Emak Ingin Naik Haji: Belajar Kebesaran Hati dan Kesabaran dari Emak
Salah satu film yang berkesan bagi penulis dan membuka kesadaran tentang arti penting dan makna hidup adalah film Emak Ingin Naik Haji. Film ini adalah film lawas yang dibintangi oleh Reza Rahardian bersama Aty Cancer Zein.
Emak Ingin Naik Haji adalah film yang diangkat dari cerpen karya Asma Nadia. Asma Nadia sendiri adalah penulis buku yang karyanya selalu best seller dan sering diangkat menjadi cerita film. Emak Ingin Naik Haji di sutradarai oleh Aditya Gumai. Pemain lain yang mendukung film ini adalah Didi Petet, Nina L Karim, dan juga Henidar Amroe. Bisa dibilang film ini meskipun tahun pembuatannya adalah 14 tahun lalu, namun film ini dibintangi oleh pemain-pemain yang mumpuni dalam berakting.
Mengulik film Reza bersama Aty Cancer, film ini merupakan film religi yang mengantarkan Reza meraih Piala Citra untuk kategori Pemeran Utama Pria Terbaik, begitupun juga dengan Aty Cancer Zein yang juga membawa pulang piala Citra kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik.
Melansir dari laman Wikipedia, film ini bercerita tentang Emak yang diperankan oleh Aty Cancer Zein yang sudah berumur. Ia memiliki kesabaran hati yang luar biasa, selain itu Emak adalah pribadi yang tulus juga sangat taat beribadah. Di dalam ruang tamu rumahnya dipajang figura foto Ka'bah dalam ukuran yang cukup besar.
Sebagaimana, umat muslim lainnya, Emak sangat ingin naik haji. Namun, usia beliau sudah lanjut, dan Emak tidak memiliki biaya. Kehidupan Emak sehari-hari ditopang oleh hasil jualan kuenya juga uang pemberian Zein dari hasil jual lukisan. Beliau hanya tinggal berdua dengan Zein setelah suaminya dan anak laki-laki beliau (kakak Zien meninggal).
Meskipun usia sudah lanjut, Emak tetap mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk di tabung ke bank. Kehidupan Zein sendiri di penuhi oleh drama karena mantan isterinya, Siti masih saja mengusiknya.
Satu scene yang paling membuat penulis terharu adalah ucapan Emak.
"Zein anugerah terbesar dalam hidup Emak. "
Emak masih membesarkan hati Zein setelah kecelakaan parah yang dialaminya. Ia menasehati Zein untuk berlatih berjalan. Setelah kecelakaan yang dialaminya, Zein mengalami frustasi dan merasa menjadi orang yang tak berguna.
Bagaimanapun keadaan seorang anak, seorang ibu tetap berusaha membesarkan hati anaknya. Kehidupan mereka jauh dari kata cukup, namun Emak masih saja suka berbagi dan legowo dengan segala ujian hidupnya. Seperti halnya saat tau kalau uang tabungan yang ia kumpulkan ternyata di minta oleh mantan menantunya untuk pengobatan cucunya. Padahal sisanya dipakai oleh suami mantan menantunya untuk membayar utang kantornya.
Kali ini penulis ingin mengulik tentang kebesaran hati Emak, meskipun anaknya telah mengalami kegagalan dalam pernikahan, kehidupan mereka cukup sederhana, ditambah lagi Zein yang berusaha untuk melakukan tindakan kurang terpuji karena ingin mendapatkan uang demi memenuhi kebutuhan hidup dan memberikan uang untuk Emaknya naik haji, namun Emak berbesar hati.