Raja Lubis
Raja Lubis Freelancer

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bangga Berwisata di Indonesia dengan Jadi Wisatawan yang Peduli Lingkungan

17 April 2023   18:20 Diperbarui: 17 April 2023   18:20 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangga Berwisata di Indonesia dengan Jadi Wisatawan yang Peduli Lingkungan
Berfoto di area luar Musem Ullen Sentalu Jogjakarta, mohon tidak ditiru posenya ya/Raja Lubis

Alhamdulillah. Puji syukur saya bisa tinggal di Indonesia. Walau saya belum punya pengalaman menetap di luar negeri, tapi sungguh indah dan nikmat tinggal di Indonesia dengan ragam kekayaan alam dan budayanya.

Lebih bersyukurnya lagi, saya lahir dari orangtua yang berbeda budaya dan adat istiadat. Ibu saya asli Sunda dari Sukabumi, sementara ayah saya dari Mandailing, Sumatera Utara.

Tumbuh dan besar bersama kedua budaya yang saya kira sangat jauh berbeda membuat saya sangat amat menghargai keragaman yang ada di Indonesia. Tidak terkecuali dalam hal perbedaan alam dan lingkungannya.

Kota Sukabumi memang tidak memiliki banyak wisata alam. Sementara di Mandailing, wisata alam melimpah ruah. Sungai-sungai masih mengalir bersih dan sebagian besar menjadi sumber utama aktivitas warga. Pepohonan dan hutan pun masih menghiasi sepanjang jalan.

Tapi keadaan tersebut tidak akan berlangsung lama jika kita tidak menjaganya. Kita di sini ya aku ya kamu. Ya yang berkunjung dan yang dikunjungi sama-sama harus berkolaborasi menjaga agar lingkungan tetap lestari demi pariwisata yang berkelanjutan.

Sekilas tentang 'Sustainable & Responsible Travel'

Asyiknya menikmati dingin air terjun Curug Cibeureum Sukabumi/Raja Lubis
Asyiknya menikmati dingin air terjun Curug Cibeureum Sukabumi/Raja Lubis
Mengikuti kiprah Kemenparekraf RI dalam hal kemajuan wisata, saya melihat mereka tidak hanya mengejar jumlah angka kunjungan wisatawan saja, tapi juga mendorong pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Atau bisa kita sebut dengan 'sustainable & responsible tourism/travel'.

Sederhananya pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan ini adalah sebuah konsep dan bentuk kegiatan wisata yang bertanggung jawab dan peduli terhadap kelestarian alam dan lingkungan. Juga bisa memberikan manfaat secara ekonomi dan mempertahankan budaya masyarakat setempat.

Memang, untuk tujuan besar dan mulia ini dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak. Pemerintah, pengelola wisata, media, dan kita masyarakat sebagai pengunjung wajib bahu membahu mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan.

Lantas, sebagai individu dan pengunjung apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung sustainable & responsible travel?

1. Jangan buang sampah sembarangan

Cukup kenangan yang tersisa di pantai ini, sampah jangan/Raja Lubis
Cukup kenangan yang tersisa di pantai ini, sampah jangan/Raja Lubis
Poin ini sengaja saya tempatkan paling pertama, karena saya gregetan kok masih ada orang yang bisa buang sampah sembarangan apalagi ke sungai atau lingkungan alam.

Padahal ini sederhana saja kok. Tinggal buanglah sampah pada tempat yang disediakan. Jika selama berwisata belum menemukan tempat sampah, tak ada salahnya sampah tersebut kita simpan dahulu sampai kita menemukan tempat sampah.

Hal ini mungkin terlihat sepele, tapi dampaknya akan besar sekali. Membiasakan diri membuang sampah sembarangan, akan membuat alam dan lingkungan tercemar. Lingkungan alam yang rusak, tidak akan bisa dijadikan tempat wisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun