Raja Lubis
Raja Lubis Freelancer

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tanpa Orang Terkasih, Kampung Halaman Hanya Sekadar Lokasi

25 April 2023   15:51 Diperbarui: 25 April 2023   15:52 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanpa Orang Terkasih, Kampung Halaman Hanya Sekadar Lokasi
Yang tersisa dari kampung halaman, foto masa kecil/Raja Lubis

Senang ketika melihat ibu, ayah, kakak, dan adik saya lahap makan pempek yang saya bawa dari Palembang. Atau ekspresi bahagia adik laki-laki saya yang dari dulu pengin punya kaos Dagadu dari Yogyakarta.

Atau bahkan ketika ibu saya mual dan muntah karena mencium bau durian yang saya bawa dari Medan. Maklum, ibu saya memang tidak suka durian, dan kita anak-anaknya seringkali mengusilinya. Astagfirullah.

Ternyata mitos Sukabumi adalah tempat yang membuat orang-orang betah memang benar adanya.

Saya mulai merasakan keindahan dan kerinduannya, setelah saya menciptakan jarak yang cukup dengan tempat saya dibesarkan. Seakan saya menjadi seperti orang luar dan melihatnya dari kacamata orang luar.

Tapi kerinduan dan kehangatan yang saya rasakan tak berlangsung lama.

Di satu waktu saya kembali pulang ke rumah, saya tidak melihat ayah dan ibu saya. Juga tak terdengar tawa dari adik-adik saya. Yang saya lihat adalah orang lain yang tidak saya kenal sebelumnya.

"Bagaimana mungkin, orang asing mengganti kenangan di rumah ini, dengan kenangannya sendiri. Akan dikemanakan kenanganku?"

Saya terpaku dan terdiam sambil menatap pintu rumah yang terbuka dari kejauhan. Dalam lamunan, saya tidak lagi menemukan rumah yang saya rindukan. Saya hanya mendapati bayangan masa kecil saya.

Hingga saya dikejutkan oleh suara seorang bapak yang saya kenali. Dan ia mengajak saya ke teras rumahnya untuk berbincang. Dengan helaan nafas yang cukup panjang, ia mulai menceritakan sesuatu.

Yeah, ternyata ada yang terjadi di rumah ini. Dan hanya saya yang tidak diberitahu atas apa yang terjadi. Entah mungkin mereka masih mengganggap saya belum terlalu dewasa untuk mencerna dan menerima semuanya. Entah..  entahlah.. hanya mereka yang tahu alasan sesungguhnya.

Saya pulang dengan membawa rasa sedih dan kecewa. Kata 'pulang' yang semula saya gunakan untuk menuju rumah dari suatu tempat. Kini bermakna sebaliknya. Pulang menjadi meninggalkan rumah ke suatu tempat yang saya sendiri ragu untuk menamakannya sebagai tempat pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun