Rania Wahyono
Rania Wahyono Wiraswasta

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

War Takjil di Masjid Syeikh Zayed Solo, Berburu Berkah dalam Kebersamaan Ramadhan

6 Maret 2025   23:46 Diperbarui: 16 Maret 2025   14:24 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
War Takjil di Masjid Syeikh Zayed Solo, Berburu Berkah dalam Kebersamaan Ramadhan
Tenda Takjil yang sudah disiapkan oleh panitia Masjid Zayed Solo untuk dibagikan. Foto: Rania Wahyono

Bulan Ramadan selalu menjadi momen kebersamaan yang istimewa, salah satunya melalui tradisi buka puasa bersama di masjid. Di Kota Solo, Masjid Raya Syeikh Zayed menjadi salah satu tempat favorit untuk ngabuburit dan buka puasa bersama.

Saat Ramadan, masjid ini menjadi magnet bagi jamaah dari kota Solo Raya dan berbagai daerah di luar Solo. 

Selasar dan halaman masjid yang luas berubah menjadi pusat keramaian, di mana ribuan orang berkumpul untuk berbuka puasa bersama dan meramaikan War Takjil yang diberikan secara gratis oleh panitia dari Masjid Raya Syeikh Zayed.

Para jamaah yang sudah menanti berbuka bersama di selasar masjid. Foto: Rania Wahyono
Para jamaah yang sudah menanti berbuka bersama di selasar masjid. Foto: Rania Wahyono

Sejak sore, halaman Masjid Syeikh Zayed sudah mulai dipenuhi oleh jamaah yang ingin berbuka puasa bersama. Tidak hanya warga Solo, banyak juga yang datang dari luar kota untuk menikmati suasana Ramadan di masjid ini.

Selama bulan Ramadhan, Masjid Syeikh Zayed menyediakan 7000 iftar untuk berbuka puasa yang langsung dibagikan kepada para jamaah yang sudah menunggu di tenda-tenda dan di selasar masjid. 

Selain itu panitia juga menyediakan takjil gratis berupa kolak pisang, es buah, bubur kacang ijo, bubur sumsum, jenang jagung, dawet dan aneka kudapan manis lainnya yang sudah di kemas dalam wadah plastik. 

Hanya saja takjil ini tidak langsung dibagikan bersama iftar namun harus mengantri setelah sholat magrib selesai.

War Takjil, Antrean Panjang Penuh Semangat

Antrian tertib untuk mendapatkan takjil di tenda Selatan Masjid. Foto: Rania Wahyono
Antrian tertib untuk mendapatkan takjil di tenda Selatan Masjid. Foto: Rania Wahyono

Para pengunjung sudah stand by untuk mengantri. Jumlah takjil yang terbatas, tidak sebanyak iftar buka puasa membuat banyak yang harus berjuang mendapatkan takjil sebelum kehabisan. 

Inilah yang membuat war takjil menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Antrian yang semakin panjang mengular dan penuh, tidak menyurutkan antusiasme para pemburu takjil. 

Menjelang Isya antrian masih mengular di tenda Utara masjid, jamaah tetap tertib mengantri. Foto: Rania Wahyono
Menjelang Isya antrian masih mengular di tenda Utara masjid, jamaah tetap tertib mengantri. Foto: Rania Wahyono
Begitu salat Magrib selesai, suasana berubah menjadi lebih ramai, tiba saatnya war takjil dimulai. Jamaah yang sebelumnya sudah mengantri, mulai bergerak maju. Para relawan, bagian keamanan dan panitia sudah sigap mengatur demi menghindari terjadinya dorong-dorongan dan saling berdesakan. 

Pembagian takjil berjalan rapi dan tertib, tidak saling dorong dan berdesakan. Panitia selalu mengingatkan, satu orang hanya boleh mengambil satu takjil. 

Bagi yang sejak awal sudah mengantre di posisi strategis, mereka bisa mendapatkan takjil lebih cepat, sementara yang lain harus bersabar dalam antrean yang terus memanjang.

Kebersamaan yang Membuat Ramadan Lebih Berkesan

Takjil bubur Sumsum dan kacang ijo. Foto: Rania Wahyono
Takjil bubur Sumsum dan kacang ijo. Foto: Rania Wahyono
Meskipun suasana war takjil terkesan "kompetitif", sebenarnya ini adalah sebuah bentuk kebersamaan. Beberapa ada yang sekadar mengobrol sambil menunggu sholat Isya dan Tarawih. 

Ada jamaah yang datang sendiri tetapi kemudian berbuka bersama orang-orang baru yang mereka temui. Bahkan, ada yang rela berbagi takjil dengan orang lain yang belum kebagian.

Bagi banyak orang, pengalaman ini bukan hanya soal menikmati buka bersama dan berburu takjil, tetapi juga soal merasakan kebersamaan dan keberkahan Ramadan. 

Suasana penuh kehangatan ini mencerminkan semangat Ramadan yang sesungguhnya, saling berbagi dan peduli satu sama lain.

****

Buka puasa bersama di Masjid Syeikh Zayed Solo dan ikut war takjil  setelah salat Magrib bukan sekadar tentang mencari makanan, tetapi juga tentang merasakan kehangatan Ramadan dalam kebersamaan. 

Meskipun antreannya panjang, pengalaman ini tetap menjadi salah satu momen paling ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Paling tidak satu kali seumur hidup merasakan ikut war takjil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

17 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG
Berbagi Berkah Ramadan
blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 15 
18 Mar 2025

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 3
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 16
19 Mar 2025
Kisah Inspiratif Orang-Orang di Sekitarmu
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 17
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun