Rappi Darmawan
Rappi Darmawan Wiraswasta

punya seabrek cita-cita, belum taat beribadah, ingin memperbaiki diri

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ramadan Berkah untuk Semua

27 Mei 2018   10:04 Diperbarui: 27 Mei 2018   10:12 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadhan adalah salah satu bulan dalam penanggalan Islam, yang sekarang berada pada 1439 Hijriah. Bulan dimana umat muslim menjalankan ibadah puasa. Rentang waktunya cukup lama, full satu bulan penuh. Bisa 29 hari atau 30 hari. 

Bagi seorang muslim, ibadah saum (puasa) hukumnya wajib, bagi yang sudah cukup umur dan tidak memiliki uzur (halangan). Kalaupun berhalangan, maka harus menggantinya pada hari lain setelah ramadhan. 

Dalam Islam, ada lima rukun yang wajib dijalankan. Meliputi, mengucap syahadat, salat lima waktu, puasa ramadhan, membayar zakat dan berhaji bagi yang mampu. 

Puasa Ramadhan dimulai dari datangnya fajar hingga terbenam matahari. Sebelum fajar bagi yang hendak berpuasa harus makan sahur, dan berbuka setelah datang waktu salat magrib. 

Wajar saja, kalau eforia Ramadhan turut dirasakan warga non muslim. Ramadhan telah mempengaruhi irama kehidupan masyarakat, terutama di Indonesia. 

Ramadhan adalah bulan penuh berkah, sehingga mungkin tak seorang pun muslim yang ingin melaluinya dengan tanpa hasil. Semua berlomba-lomba meningkatkan ibadah. Mereka yang biasanya malas salat berjamaah ke masjid, musalah atau langgar jadi sering ke masjid. 

Iring-iringan umat muslim yang hendak pergi melaksanakan salat di masjid menjadi harmoni tersendiri. Begitu terdengar azan, semua bergegas ke masjid. 

Semangat untuk beribadah naik berlipat ganda. Ada yang bertadarus (membaca Al Quran), Iqtikaf (berdiam diri di masjid dengan niat ibadah kepada Allah Swt), mendengarkan tausyiah (cerama agama) dan masih banyak aktivitas ibadah lainnya. 

Ramadhan juga telah merubah (menjadi baik) aktivitas perekonomian dimasyarakat. Muncul pasar beduk, pasar ramdhan, bazar ramadhan dan masih banyak lagi sebutannya. Intinya, pasar yang pada bulan lain tidak ada. Umumnya menjual menu untuk berbuka puasa. 

Tidak hanya umat muslim, non muslim juga boleh ikut berjualan. Salah seorang kenalan saya yang berjualan plastik di Pasar Kuto, Palembang misalnya. Sehari-hari menjusl plastik, namun disetiap Ramadhan, isi tokonya dominan menjual pangan untuk berbuka puasa. 

Wanita keturunan Tionghoa ini menjual aneka ragam kurma. Tak dipungkirinya, permintaan terhadap kurma pada bulan Ramadhan tinggi. 

Perubahan yang juga turut dirasakan warga non muslim, yakni jam kerja. Beberapa kantor baik pemerintahan maupun swasta memberikan dispensasi mengurangi jam kerja. 

Mall-mall juga merubah tampilan toko. Tulisan "Ramadhan Sale", " Bazar Ramadhan", "Diskon Ramadhan" jadi tag line wajib. 

Pun begitu dengan acara-acara di stasiun televisi. Nuansa Ramadhan terasa sangat kental. 

Tentunya eforia Ramadhan ini tercipta dengan sendirinya. Tak bermaksud mentiadakan yang lain. Semua tetap pada tempat dan jalur masing-masing. 

Meskipun begitu tidak dipungkiri juga kalau ada yang merasa terganngu. Tapi mungkin sekarang waktunya untuk bertoleransi, memaklumi. 

Berkah Ramadhan berlaku untuk semua, meskipun puasa Ramadhan hanya boleh bagi muslim saja. 

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun