Rendra Prasetya
Rendra Prasetya Full Time Blogger

Tukang Kopi, menjadi biasa saja

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Rindu padaMu Ya Rasulullah

18 Maret 2024   14:52 Diperbarui: 18 Maret 2024   15:14 1937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rindu padaMu Ya Rasulullah
Koleksi Pribadi

Saya berjalan lurus dan berbelok arah sesuai petunjuk EXIT, nah tiba di depan Aquarium Gantung yang berisi ikan-ikan yang indah sekali. Saya tak menemukan arah bus station saya coba tanya dengan Bahasa tubuh saja, hasilnya saya hanya berputar-putar di sekitar bandar ini. Sekitar 20 menit saya berputar menemukan arah ke Bus Station, yang ada semua menunjukan kea rah Kereta Cepat dan arah parkiran Taxi non Bus.

Saya mulai panik, rombongan tak terlihat. Saking paniknya saya tak sadar membawa handphone. Sekitar 35 meniit saya terpaku ada arah dan orang-orang  yang menawarkan jasa penumpang taxi. Saya coba tenangkan diri dan berpikir logis dan hilangkan emosi membaca istighfar sambil menutup mata. "Ya Allah...ampuni hamba...Astaghfirullah....!" Saya buka tas kecil dan benar saja saya menemukan handphone saya yang sedar tadi tak terpikir karena emosi tersesat tak menemuan arah keluar ke tempat Bus Station.

Perlahan saya ambil handphone dari tas saya, say acari group WhatsApp jamaah, say acari Tour Leadernya, tiba-tiba saya lupa namanya karena saya lupa save nomor dan namanya. Aaah....makin kacau saja. 10 menit lamanya saya baru menemukan namanya, saya coba telpn dan menanyakan arah bus station. Saya coba ikuti petunjuknya ternyata harus turun satu kantai, kemudian saya lihat lagi ama pintu keluar ternyata semua tertulis EXIT TAXI CAR.

Saya telpn lagi.....akhirnya saya menunggu dan tak berani lagi melangkah ke arah manapun. Sekitar Lima menit sang Tour Leader muncul dan akhirnya saya selamat dari tersesat di bandara selama 45 menit dan hamper menuju arah ke kereta cepat dan pintu taxi. Ternyata di Bandara Jeddah ini ada pint uke arah kea rah kereta cepat, mobil pribadi, taxi dan Bus. Aaah dasar udik saja saya ini. Hahahaha

Saya pun tak mengerti mengapa saya bisa tersesat dan tak menemukan petugas yang bisa berbahasa Inggris, aneh. Yaa saya merasa asing dan terasa saya tak bisa mengenali arah petunjuk apapun. Sungguh saya menjadi pribadi yang lugu hari itu. Sesampainya di bis saya terus memejamkan mata menenangkan diri dan terus ucapkan istughfar dan shalawat. Ternyata menyepelekan arah jalur di Bandara mengakibatkan saya tersesat jauh dan terpisah dari rombongan.

Menangis di Bis

Rasa lelah membuat saya tak begitu nafsu untuk bersikap santai, saya sedikit emosional karena Lelah tersesat di bandara tadi.  Beruntung ustadz pendamping saya mampu membuat saya melupakan kejadian tak mengenakan di Bandara. Dengan suara lembutnya beliau mulai menuntun kami berdoa untuk menuju ke Madinah, Kota Suci Dimana Nabi Muhammad melakukan dakwah penting tentang Islam dan mendapat wahyu dari Allah SWT. Perjalanan Hijrah dari Mekkah ke Madinah dan perjuangan Rasulullah dalam berdakwah . Penyampaian Story Telling yang baik dengan suara lirih kadang mendayu membuat saya hanyut akan kesulitan Rasulullah di Madinah Ketika berdakwah. Saya mulai terbang seakan saya ada di zaman Nabi, karena ustadz bilang Bahwa Nabi Muhammad SAW tidak begitu mudah dalam rangka Hijrah ke Madinah dari Kota Mekkah selain untuk menghindari kejaran maut yang mematikan dari kaum Quraiys juga jarak berjalan menempuh bukit dan gurun melelahkan yang tak mungkin mampu dilakukan oleh manusa sekarang.

Saya hanyut carita Sirah Nabawiyah yang disampaikan Ustadz pembimbing kami, saya merasa berdosa dan bersalah sekali. Hati saya tiba-tiba meleleh, tak terasa airmata keluar dari sudut kedua mata saya. Saya merasa sedih yang amat sangat dengan penderitaan yang dialami Rasulullah saat berdakwah di kota Madinah, sementara saya di Indonesia selalu membuat dosa dan maksiat yang seharusnya tak saya lakukan apalagi saya mengaku umatnya Nabi. Saya malu...saya sedih mengapa hati saya selama ini tertutup oleh keangkuhan dan kesombongan atas dunia yang saya jalani selama ini. Saya merasakan jatuh cinta yang sangat dalam pad Rasulullah SAW. Saya bertekad untuk memohon ampun di pusara Nabi. Saya bertekad ingin menunjukan bahwa saya benar-benar umatnya. Saya ingin mendapat Syafaat Rasul.

Hati Saya Jatuh Cinta dan Rindu Pada Rasulullah

Saya mengalami keadaan yang paling tak masuk akal, setelah emosional karena kelalaian saya tiba-tiba saya mengalami perasaan cinta yang begitu hebat, hanya mendengarkan sirah nabawiyah yang disampaikan oleh ustadz kami. Perasaan yang lompatnya jauh dan langsung berbalik dari perasaan marah, kesal dan Lelah, tiba-tiba saya mengalami rindu dan jatuh cinta yang hebat. Sungguh benar bahwa Allah SWT mampu dalam sekejap membolak-balikan hati manusia yang langsung mengakui kesalahannya dan bertobat. Begitu yang saya alami dan langsung diijabah dari perasaan buruk menjadi perasaan tenang dan jatuh cinta pada Rasulullah.

Sikap saya langsung berubah, perasaan kesal dan marah hilang seketika. Saya mulai merasa galau, mellow dan bucin pada Rasulullah SAW. Saya ingin jumpa langsung, saya ingin mengadu tentang semua yang saya alami dan lakukan selama hidup di dunia. Badan saya bergetar, hati saya berdegup keras seolah jantung saya mau copot. Saya terus memjamkan mata seolah-olah tidur hanya untuk menahan suara tangis. Kedua bola mata saya basah, saya menangis karena saya tiba-tiba kangen dan rindu pada sosok Rasulullah SAW. Saya sendiri heran koq bisa saya bersikap bucin secara tiba-tiba, setengah sadar saya berpikir bahwa saya adalah umat Nabi Muhammad SAW yang penuh dengan dosa, saya KOTOR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun