TRADISI Pilihan

Detik-detik Menjelang Bulan Ramadhan

31 Maret 2022   23:55 Diperbarui: 1 April 2022   00:37 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Detik-detik Menjelang Bulan Ramadhan
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia, dimana bulan tersebut merupakan bulan yang dinanti-nanti oleh semua umat muslim di seluruh dunia, karena di dalam bulan tersebut umat muslim akan melaksanakan puasa satu bulan penuh (menahan diri dari makan, minum, dan juga nafsu dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari) dan di tutup dengan lebaran atau hari raya idul fitri.

Selain berpuasa, di bulan ramadhan umat islam juga berlomba-lomba memperbanyak amalan dan ibadah, karena bulan ini merupakan bulan yang penuh ampunan dan pahala juga akan dilipatgandakan. Tidak terasa tahun ini bulan ramadhan jatuh antara tanggal 2 atau 3 April 2022 (tergantung dari terlihatnya hilal yang nanti akan diputuskan oleh kementrian agama RI), yaa kalau dihitung tinggal beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan ramadhan tersebut.

Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh umat muslim untuk menyambut bulan suci ramadhan. Dalam menyambut bulan suci ramadhan kegiatan yang dilakukan itu berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah yang lain tergantung tradisi masing-masing.

Di daerah saya sendiri tepatnya di Desa Banyubang, Kec. Solokuro, Kab. Lamongan terdapat beberapa tradisi budaya untuk menyambut bulan ramadhan. Seperti sebelum memasuki ramadhan ada yang namanya malam nisfu sya'ban, kemudian ada megengan, ziarah serta doa bersama di makam leluhur atau kerabat yang sudah meninggal, dan juga weweh.

Malam nisfu sya'ban biasanya diperingati setiap tanggal 15 di bulan sya'ban. Malam nisfu sya'ban di daerah saya biasanya dilaksanakan setelah sholat maghrib di masjid desa, biasanya masyarakat bersama-sama membaca yasin sebanyak 3 kali yang dipimpin oleh salah satu pemuka agama. Malam nisfu sya'ban merupakan tanda dimana setengah bulan lagi kita akan menyambut bulan ramadhan. Oleh karena itu sebaiknya dibulan sya'ban kita biasakan untuk latihan berpuasa (seperti puasa senin kamis) agar nanti saat puasa bulan ramadhan tubuh kita tidak kaget.

Kemudian ada tradisi yang paling identik yaitu megengan yang mengandung arti atau filosofi jawanya yaitu menahan atau ngempet. Di daerah saya megengan biasanya dilaksanakan sehari sebelum bulan ramadhan, lebih tepatnya setelah pengumuman siding isbad (sidang yang dilakukan kementrian agama RI untuk memutuskan apakah besok dilaksanakan puasa ramadhan atau tidak tergantung terlihat tidaknya hilal).

Jadi setelah maghrib atau sebelum melaksanakan shalat tarawih, masyarakat baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak berbondong-bondong ke musholah terdekat membawa ambeng dan melakukan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu orang agamis di sekitarnya. Setelah berdoa biasanya mereka saling tukar menukar ambeng tersebut kemudian dibawahnya pulang ke rumah, dan ini biasa dilakukan antar tetangga yang berdekatan.

Selain dibawa ke muhsolah biasanya juga ada yang bergantian datang ke rumah tetangga-tetangganya untuk berdoa dan mendapat bagian ambeng juga. Ambeng yang dimaksud berisi nasi putih, lauk pauk (seperti telur, ayam, tahu tempe, urap-urap, dll), jajanan tadisional khususnya apem, bahkan ada juga yang membawa ketan putih, roti-rotian dan tidak lupa ada wajibnya berupa uang baik 5 ribu, 10 ribu atau lebih dari itu.

Wajib berupa uang tersebut biasanya diberikan kepada orang yang memimpin doanya. Sedangkan apem dalam jawa memiliki filosofi permohonan maaf atas segala kesalahan, jadi apem berasal dari kata bahasa arab "afwan" yang berarti maaf, tetapi orang jawa menyederhanakannya menjadi apem. Jadi adanya apem yaitu diharapkan agar memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain. Sedangkan ketan berasal dari bahasa jawa "keraketan" yang memiliki makna merekatkan ikatan. Jadi adanya ketan bermaksud untuk mempererat tali ikatan persaudaraan antar sesama manusia.

Sehari sebelum memasuki bulan ramadhan, masyarakat di daerahku juga melakukan ziarah serta doa bersama di makam leluhur atau kerabat yang sudah meninggal. Tradisi ini biasanya dilaksanakan sore hari setelah sholat ashar, dan sebelum itu di pagi harinya masyarakat bergotong royong untuk membersihkan makam tersebut.

Doa bersama biasanya dipimpin oleh salah satu pemuka agama melalui pengeras suara masjid dikarenakan antara makam dan masjid di daerahku saling bersebelahan. Selain masyarakatnya membersihkan makam, para ta'mir masjid juga membersihkan masjid untuk persiapan shalat tarawih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun