Setiap Kesulitan Pasti Ada Kemudahan
Setiap Kesulitan Pasti Ada Kemudahan
Assalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Pembaca Kompasiana yang saya banggakan. Tiada ucapan yang patut kita ucapkan selain rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala kenikmatan baik umur, rizki dan segala yang kita miliki di dunia tak lain adalah pemberian-Nya.
Pada kesempatan yang baik ini pertama saya sampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Allah SWT, karena dengan perkenan-Nya sajalah pikirku dan jariku bisa bergerak ke sini.
Salawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW.
Terimakasih tak terhingga juga saya sampaikan kepada Kompasiana.com yang sudah menyelenggarakan event yang sangat mulia ini semoga Tuhan mencatat sebagai kebaikan hingga di akhirat kelak.
Sahabat terkasih, tentunya kalimat dalam kesulitan pasti ada kemudahan itu ditemukan tidak sembarangan. Ketika manusia mencapai puncak kesulitan siapakah yang akan kau cari pertama kali? Di sinilah Tuhan menguji keimanan manusia. Apakah masih ada keyakinan dalam diri bahwa hanya Tuhan yang mampu menolong.
Dalam kesempatan event hari ke-21 ini, saya tidak hendak memberikan ceramah pada siapa pun, melainkan merupakan instrupeksi diri yang semoga bisa menetes bagi siapapun yang mengalami kesulitan dan kepedihan hati karena suatu ujian yang berat menurut pemikiran manusia yaitu saya sendiri.
Pembaca yang budiman, ketika saya mengalami kepedihan yang amat, saya larikan diri dalam ayat-ayat Tuhan ketemulah saya dengan surat penenang jiwa. Yaitu Surat Al Insirah.
Dengan menyebut Asma Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Dalam titik berat air mataku, dalam pangkuan malam aku temukan dalam surat Al Insirah Ayat 1, yang artinya:
"
Saya baca ayat ini berulang kali. Terasa hatiku mulai seperti ada angin yang semilir menerobos jiwa gelapku. Di sinilah kutemukan bahwa tempat berlari yang paling luas adalah Allah SWT. Baik engkau berakhir dalam kehidupan atau pun kematian yakinlah bahwa Allah tempat sebaik-sebaiknya rebah.
Meronta dan mengadukan segala hal yang kita rasakan. Keyakinan inilah yang perlu dipupuk.
Jika hendak lupa bahwa Tuhan pemberi segala, celupkanlah tangan kita di dalam air es, dingin itu akan menuntunmu mencari siapa sesungguhnya pencipta dingin. Apakah kulkas? Apakah listrik? Apakah pencipta arus listrik? Maka bila diurut semua adalah karena Tuhan.
Saya lanjutkan dengan ayat yang kedua. Yang
Di sinilah aku menyadari bahwa beban yang kurasa begitu berat, tidak selayaknya aku pikul, aku pikir sendiri, melainkan harus aku kembalikan kepada pemiliknya. Terasa tersungkur aku membaca ayat kedua ini.
Betapa selama ini saya merasa kuat menyelesaikan masalah, ternyata setelah diuji setitik saja betapa berat hati kurasa dan bingung hendak kepada siapa aku meletakkan beban ini. Tetapi saudaraku ayat Tuhan telah menunjukkan jalannya bahwa hanya kepadanya tempat melepas beban berat yang terasa ada di pundak rasa kita.
Masih ragukah? Ketika kubaca ayat ini jiwaku terasa sejuk. Seperti ada luka yang berangsur sembuh. Tumbuh keyakinan bahwa dalam dunia ini hanya Allah Azza Wajalla tempat melepaskan beban yang menghantui kekerdilan hati.
Pembaca yang budiman, yakinlah bahwa semua manusia diuji. Nabi saja diuji. Dan ayat ketiga surat alinsirah ini telah menjawab keluhan nabi
Maksud ayat ketiga ini, bahwa kesusahan, dan kesulitan yang diderita Rasul, dalam menjalankan tugas kerasulan sudah dilenyapkan oleh Tuhan. (Tafsir Adz-Dzikraa: QS. Al Insirah:3).
Membaca makna surat Al Insirat ayat tiga ini menjadikan kita yakin bahwa Allah SWT, mampu menghilangkan, mengangkat kesulitan yang kita alami dengan segala cara menurut Allah, kesulitan Rasul yang begitu berat saja Allah mampu selesaikan apa lagi kesulitanku yang kecil ini.
Dan kami angkat keharuman namamu. Betapa engkau dilahirkan dengan senyuman dan harapan banyak orang. Begitulah cara Allah mengangkat derajat umatnya. Bisa lewat keluarga, sahabat, saudara, guru, perkebunanmu, pabrikmu, sawahmu dan segala yang dianugerahkan kepada kita semua.
Allah memberikan keistimewaan yang luar biasa bagi manusia dan tidak dimiliki oleh makhluk lain dalam hal ini tumbuhan dan binatang. Lewat akal dan perasaan Allah mengangkat derajat manusia.
Coba bayangkan cara menikmati sla, wortel saja berbeda antara kelinci dan kita sebagai manusia. Mengapa? Manusia punya akal untuk menyajikan, punya rasa untuk memilih selera. Lalu kenapa ketika kita diuji harus kalah dengan kelinci?
Kadang hatiku geli dan malu sendiri ketika aku sering mengeluh. Aku bayangkan menjadi kelinci. Betapa bersyukurnya ketika hanya kulit wortel yang di lempar ke kandang. Kulihat tatap matanya berbinar.
Lalu aku bandingkan denganku yang menatap sayur sop buatan saya sendiri kadang masih kurang bersyukur. Ya Allah ampuni aku.
Mari kita lanjut di ayat ke-5.
Sesungguhnya di mana ada kesulitan di situ ada kelapangan.
Keadaan nabi Muhammad selalu mengalami kesulitan, baik sebelum kerasulan maupun sesudahnya. Namun beliau tetap tabah, tidak mundur agak setapak pun dan tidak pula cita-cita beliau untuk menghancurkan kemusrikan jadi patah karenanya. Pahala dari sisi Tuhan benar-benar beliau beli dengan pengorbanan yang tiada tara. Akhirnya beliau mendapat kemenangan. Tuhan telah mengangkat nama baik beliau, di dunia maupun di akhirat. Begitu pula dengan para sahabat beliau. Tiada kemenangan tanpa perjuangan. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang senang kemudian.
( Tafsir Adz - Dzikraa)
Semoga ramadan dalam pandemi ini kita mampu berjuang untuk berhemat, mencari solusi ekonomi, menjaga kesehatan dengan penuh keyakinan bahwa dalam kesulitan selalu ada kemudahan dari Allah SWT aamiin.
Diulang dalam ayat ke-6, bahwa sesungguhnya disamping kesulitan ada kelonggaran.
Betapa Allah ingin meyakinkan kita sebagai umat bahwa Allah mampu memberikan sebuah solusi buat umatnya yang sedang dalam kesulitan.
Masih dalam ayat tujuh.
Karena itu, bila engkau telah selesai dari satu pekerjaan, garap pulalah pekerjaan berikutnya dengan tekun.
Membaca ayat ini rasanya malu. Malu untuk melamun saja. Melainkan harus terus berikhtiar untuk selalu menjadi lebih baik. Untuk itu saya selaku pembelajar juga belajar bagaimana menembus karunia Allah yang tiada batas, antara lain dengan ikut event ini. Melakukan kegiatan sehari-hari selagi kaki, jari dan nyawa masih mengikuti. Semoga Illahirabbi mengabulkan niat baik ini.
Sahabat kompasiana, yang saya cintai. Pesan terakhir dalam surat al insirah ayat 8.
"Namun kepada Tuhanmu sajalah hendaknya kamu mengharap balasannya.
Setelah kita lakukan di dunia ini sebuah pekerjaan. Sebaiknya menurut ayat itu hanya kepada Tuhanlah kita berharap. Sebab harap kepada-Nya tak pernah tiarap. Kasihnya sepanjang masa pada manusia. Ampunannya seluas dunia seisinya. Karunianya tak terhitung jumlahnya.
Mari simak vidio surat Al Insirah di akun YouTube berikut.
Akhirnya sekelumit instrupeksi diri ini, semoga menjadi embun di tengah teriknya pandemi corona. Jika ada baiknya semua datangnya dari Allah. Jika ada salah adalah kekeliruan saya pribadi sebagai manusia. Akhir kata mohon maaf yang sebesar besarnya.
Waasalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Samber 2020 hari 21, samber thr
Riami- Kabupaten Malang