Memaknai Kebangkitan Nasional di Tengah Pandemi dan Ramadan
Memaknai Kebangkitan Nasional di Tengah Pandemi dan Ramadan
Kebangkitan nasional yang diperingati 20 Mei 2020 ini ada 2 tanda. Tanda yang pertama pandemi covid 19. Virus yang sudah membunuh banyak orang di dunia ini telah mengguncang Indonesia sejak Maret 2020.
Setiap bencana ada korban jiwa dan harta. Serta berubahnya sebuah tatanan hidup yang menjadikan kita harus banyak kreatif, bersabar, dan memahami serta mencari solusi yang sedang dihadapi.
Keadaan semacam ini tidak mungkin diselesaikan hanya oleh satu pihak. Apalagi bila penyelesaiannya dengan cara kekerasan. Multi dimensi kehidupan harus membuat kita semakin dewasa, semakin sadar bahwa wabah ini perlu penanganan secara komplek oleh segala sektor kehidupan.
Kembali pada kebangkitan bangsa. Saya rangkum di kompas.com bahwa peristiwa kebangkitan bangsa diawali dengan berdirinya sebuah organisasi yang bernama Budi Utomo. Organisasi ini didirikan tanggal 20 Mei 1908 oleh sejumlah tokoh saat itu.
Di dalam tubuh organisasi Budi Utomo ini banyak Indonesia yang menempa kemampuan dirinya dan kemudian menjadi pemimpin beragam organisasi pergetakan kemerdekaan yang lahir setelahnya.
Tokoh yang mempelopori kebangkitan nasional adalah :
1. Dr. Douwes Dekker
Pejuang kemerdekaan yang meski lahir dan wafat di Indonesia, namun mereka merupakan seorang yang berdarah asing.
2. RM. Soewardi Soerjoningrat.
Pemuda asal Pakualaman yang menjadi politisi kebudayaan nasionalis konservatif. Nama ini yang akhirnya terkenal dengan Ki Hajar Dewantara.
3. Dokter Cipto mangoenkoesoemo
Dokter yang aktif melayani pasien. Ia menaruh perhatian yang tinggi terhadap kesehatan masyarakat.
4. Wahidin Soedirohoesodo
Seorang pemuda yang lahir di pinggiran kota Jogjakarta. Priyayi desa dengan gelar mas ngabehi.