Tak Ada Pertemuan Keluarga Besar karena Lebaran di Tengah Pandemi
Tak Ada Pertemuan Keluarga Besar karena Lebaran di Tengah PandemiLebaran yang berbeda. Apanya yang berbeda?
Jangan mengumbar euforia lebaran yang berlebihan. Itu pesan moral hampir di semua media. Mengapa demikian? Selain ini masa pandemi covid 19, yang terkenal ganas dan mematikan, kondisi ekonomi berubah setelah diberlakukan berbagai kebijakan untuk melawan corona.
Tentu saja hal ini membuat berbeda pula cara kami menyambut lebaran di tengah pandemi. Biasanya kami memgadakan reuni keluarga besar. Reuni teman sekolah, teman kuliah, yang dikemas dalam bentuk halal bi halal. Paling tidak yang yang hadir antara 40-100 orang.
Tetapi masa pandemi yang mengharuskan kita jaga jarak. Kita tidak akan lakukan itu. Mungkin berkunjung yang dekat saja. Itu pun tidak seperti biasanya. Kami bisa menikmati kebersamaan dengan waktu yang panjang. Sekarang yang penting bertemu dan memberikan kado lebaran. Yang penting sudah memastikan sehat.
Setelah mengucapkan mohon maaf dan memberikan kado kami segera mohon pamit dan tidak berjabat tangan. Kami saling tertawa di balik masker. Wah tak bisa kami lihat tertawanya yang lepas. Tapi hati kami sudah saling melepas. Melepaskan dosa diantara kami.
Mengantarkan hantaran lebaran yang sudah menjadi kebiasaan kami lakukan dengan menjaga protokol betul. Dengan bermasker dan tidak berjabat tangan. Cukup mengampaikan hantaran.
Bagaimana yang jauh. Yang tidak bisa mudik? Perkembangan teknologi telah membuat kami bisa saling bertanya kabar dan bertemu muka dunia maya lewat aplikasi zoom.
Meski beli baju lebaran kami hanya sekedarnya tidak seperti biasanya. Hal ini kami lakukan agar kami tetap bisa berbagi di tengah pandemi ini.
Kerinduan ini kami bayar dengan saling bertukar kartu lebaran bergambar keluarga atau foto diri. Pasti lebaran ini akan jauh berkesan dibanding lebaran tahun lalu. Beginilah salah satu bentuk kartu lebaran online kami.