riap windhu
riap windhu Sales

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

7 Tips Finansial Sehat Saat Ramadan, Agar Dompet Tak Sekarat Usai Lebaran

16 April 2023   23:55 Diperbarui: 16 April 2023   23:57 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
7 Tips Finansial Sehat Saat Ramadan, Agar Dompet Tak Sekarat Usai Lebaran
Sehat Finansial saat ramadan (dok.windhu)

Ramadan tiba.Ramadan tiba. Semua muslim menyambut kehadiran bulan suci ini dengan gembira. Namun pada saat yang sama, seperti halnya pada tahun-tahun sebelumnya, pengeluaran uang saat Ramadan dan Idul Fitri juga selalu mengalami peningkatan. Mengupayakan finansial sehat saat ramadan harus dilakukan.

Ibarat sebuah pepatah lama yang sudah sangat dikenal, yakni besar pasak daripada tiang, seringkali pengeluaran ramadan membengkak dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.

Padahal, seharusnya ini tak perlu terjadi karena gaji atau penghasilan yang diterima sebelum dan sesudah puasa pun biasanya tidak mengalami peningkatan, kecuali ada kenaikan jabatan dadakan atau dapat lotere.Satu-satumya harapan yang memberi kelonggaran belanja umumnya karena ada Tunjangan Hari Raya (THR)

Namun, ramadan memang selalu membuat suka cita tersendiri. Terlebih saat ini, pada ramadan 2023, kegiatan mudik alias pulang ke kampung halaman sudah normal kembali. Ekonomi mulai membaik. Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang berlangsung selama pandemi covid-19 sudah tidak ada.

Karenanya, Bank Indonesia memprediksikan perputaran uang selama Ramadan dan Lebaran tahun ini meningkat. Dikutip dari Kontan.co.id, menurut Hitungan Bank Indonesia (BI), kebutuhan uang tunai dai Ramadan dan Lebaran tahun ini bisa mencapai Rp 195 triliun atau meningkat 8,22% dari tahun lalu.

Bank Indonesia bahkan sudah menyiapkan strategi untuk memenuhi  ketersediaan  uang tunai di masyarakat, yakni menyiapkan uang tunai layak edar dengan jumlah cukup sebesar Rp 195 triliun. Jumlah sebesar ini tumbuh 8,22% dari realisasi 2022.

Selain itu, menyediakan 5.066 titik penukaran uang oleh perbankan di seluruh Indonesia, dan memperkuat layanan kas, layanan ekspedisi rupiah berdaulat di 3T atau terluar, terdepan, dan terpencil, serta layanan di pusat keramaian, yang khusus diadakan untuk tahun ini.

Perputaran uang, tidak hanya terjadi di kota besar saja, seperti halnya Jakarta, ibu kota RI. Menurut pemberitaan Kompas, Bank Indonesia DKI Jakarta mencatat perputaran uang di DKI Jakarta selama Ramadhan sampai dengan 27 April 2022 mencapai Rp 30,02 triliun atau naik Rp 3 triliun dari perputaran uang pada periode yang sama di 2021.

Itu data ramadan tahun 2022 lalu yang ternyata lebih meningkat dibandingkan dengan tahun 2021. Bagaimana ya, dengan ramadan tahun 2023 ini karena aktivitas ekonomi pun juga semakin meningkat.

Buat anggaran sebelum ramadan tiba (dok.windhu)
Buat anggaran sebelum ramadan tiba (dok.windhu)

Selalu Begitu di Bulan Ramadan

Begitulah ramadan yang selalu dinanti tapi bisa bikin pengeluaran uang  selalu saja lebih tinggi bila dibandingkan dengan bulan-bulan lain. Saat ramadan, memang ada beragam kebiasaan dan hal yang tidak bisa dihindari dan selalu diadakan. Coba deh, runut satu-satu apa saja yang membuat seperti ini.

Benar saja, memasuki 10 hari menjelang lebaran, adik sudah menawarkan jika ingin sekalian untuk menukarkan uang dalam jumlah tertentu, mulai dari Rp.5000, Rp.10.000, Rp.20.000, dan Rp.50.000. Plus menyediakan amplop untuk wadahnya.

Kakak sudah mengajak belanja bareng untuk membeli baju baru untuk digunakan saat Idul Fitri tiba. Sekaligus, menyiapkan kado lebaran untuk ibu.

Pengeuaran selama ramadan (dok.windhu)
Pengeuaran selama ramadan (dok.windhu)

Kenaikan Pengeluaran Ramadan Untuk Apa Saja?

Setiap ramadan datang, pengeluaran meningkat adalah hal yang umum. Nah supaya finansial sehat saat ramadan, yuk telusuri apa saja kebiasaan-kebiasaan saat ramadan yang dilakukan.

1. Berbuka Puasa

Saat berbuka puasa, biasanya selain di rumah, juga dilakukan di luar. Bersama teman atau keluarga makan di luar sesekali sekaligus ngabuburit. Meski tak setiap hari, biaya berbuka puasa ini biasanya lebih besar dibandingkan dengan kalau buka puasa di rumah.

2. Menu Sahur dan Berbuka Puasa

Saat ramadan, biasanya keluarga mengupayakan menu sahur dan menu berbuka yang lebih baik di rumah. Misalnya, dengan kandungan protein yang lebih baik dibandingkan hari biasanya.

Saat itu berbuka puasa pun begitu. Takjil dihadirkan lebih beragam, terutama yang mengandung manis-manis. Makanan yang tak ada saat hari-hari biasa muncul setiap hari sebagai hidangan pembuka, seperti korma.Menjelang lebaran, juga sudah mulai menyiapkan kue-kue lebaran.

3. Membeli Keperluan Ibadah

Saat ramadan tiba, tidak jarang muncul keinginan untuk membeli keperluan ibadah yang baru, seperti mukena baru ataupun jilbab baru dan pernak pernik  lainnya.. Termasuk menyiapkan baju baru untuk lebaran diri sendiri dan anggota keluarga.

4. Membayar Zakat, Infaq, dan Sedekah

Bulan puasa adalah bulan yang penuh berkah. Selain kewajiban membayar zakat yang memang wajib, saat bulan ramadan biasanya juga banyak mengeluarkan infak dan sedekah. Mulai dari donasi masjid, dana anak yatim, sumbangan Al Quran, hingga menyediakan makanan berbuka puasa di masjid.

5. Menyiapkan THR buat Keluarga dan Saudara

Sebelum ramadan tiba, tepatnya setelah THR diterima, hal yang terpikir adalah segera menyiapkan THR untuk keluarga dan saudara. Besarnya beragam sesuai dengan kemampuan pemberi.  

Tips Finansial Sehat Saat Ramadan (dok.windhu)
Tips Finansial Sehat Saat Ramadan (dok.windhu)

Tips Finansial Sehat Saat Ramadan

Setelah dirunut apa saja dan kemana saja pengeluaran selama ramadan, tentu sudah bisa terbayang jumlah yang dikeluarkan. Karenanya, pengeluaran ramadan mau tidak mau harus diperhitungkan supaya finansial sehat saat ramadan sehingga kantong/dompet/rekening tak sekarat usai lebaran.

Lalu apa tipsnya, agar finansial sehat saat ramadan?

1. Buat anggaran belanja sebelum ramadan

Ramadan merupakan bulan ibadah yang dilaksanakan setahun sekali. Untuk itu, sudah selayaknya sebelum ramadan harus membuat alokasi dan jumlah anggaran yang harus dikeluarkan. Setiap pemasukan dan pengeluaran harus tercatat.

2. Dahulukan membayar kewajiban ramadan

Kewajiban selama ramadan, yakni membayar Zakat, Infaq, dan Sedekah didahulukan. Biasanya, jumlah besaran zakat tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Jadi sudah bisa diperkirakan jumlah yang harus dikeluarkan.    

3. Selesaikan kewajiban rutin bulanan.

Kewajiban rutin bulanan yang dimaksud adalah membayar tagihan listrik, tagihan telpon, tagihan air, dan tagihan-tagihan lainnya yang tidak bisa tidak dibayar. Jangan sampai biarkan ada tagihan yang menunggak karena bisa terkenda denda. Termasuk transport dan biaya sekolah bagi anak

4. Jangan lupakan menabung/investasi

Menabung jangan sampai dilupakan meskipun datang hari raya Idul Fitri. Tabungan yang dilakukan secara rutin harus tetap dibayar. Begitupun investasi dan asuransi  yang sudah dianggarkan untuk dilakukan sebulan.

5. Catat belanja rutin rumah tangga dan belanja ramadan hingga lebaran

Belanja rutin rumah tangga seperti keperluan memasak, minyak goreng, gula pasir, sayuran, buah, dan lainnya tetap harus dilakukan. Namun selama ramadan, anggaran belanja ramadan ditingkatkan persentasenya. Sebab, saat ramadan selalu ada pengeluaran ekstra untuk tambahan takjil dan perbaikan menu yang dihidangkan.

6. Siapkan anggaran mudik/silahturahmi keluarga

Jika mudik, perlu juga menyiapkan dana mudik. Jangan sampai untuk keperluan mudik harus berhutang untuk ongkos dan oleh-oleh. Siapkan juga biaya untuk bagi-bagi THR lebaran.

7. Tetap menyimpan dana tak terduga

Memiliki dana darurat sangat penting untuk mengantisipasi hal-hal yang tak terduga selama ramadan. Siapapun tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok dan membutuhkan suatu pengeluaran.

Selain Catat, Bagilah dalam Pos-Pos

Ajaran orang tua dulu untuk selalu membagi-bagi pengeluaran dalam pos-pos yang dimasukkan dalam amplop terpisah sangatlah tepat. Pos belanja rumah tangga, pos kewajiban rutin, pos ZIS, pos dana tak terduga, pos tabungan, dan lainnya.  Sekarang jauh lebih enak karena pencatatan bahkan bisa dilakukan secara digital.

Pemilahan per pos ini juga lebih mudah untuk menentukan sumber dana anggaran yang digunakan, apakah dari penghasilan rutin bulanan atau THR. Pengeluaran rutin belanja bulanan misalnya harus dari gaji bulanan.

Menurut saya, kunci dari finansial sehat selama ramadan adalah adanya alokasi dan penetapan jumlah anggaran di awal ramadan. Pencatatan masuk dan keluar uang untuk apa juga memperjelas aliran dana yang dimiliki. Seandainya terjadi hal tak terduga juga bisa lebih tahu untuk apa. Jadi bukanlah sesuatu hal yang tidak terasa tiba-tiba habis begitu saja.

Yuk ah, upayakan finansial sehat saat ramadan supaya kantong tak sekarat saat lebaran usai!

----Jakarta,dhu160423---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun