Suka Duka Dana Terbatas, Sajian Menu Idul Fitri Harus Tetap Pantas
Menyiapkan sajian idul fitri itu nggak selamanya mudah. Di antara keinginan menyajikan menu yang lezat, pantas dan berkualitas, kadang harus menyesuaikan dengan dana yang terbatas. Alhasil, harus pintar-pintar berstrategi dalam memasak supaya menu yang disediakan di hari raya, tetap enak dan ludes disantap tuntas.
"Lebaran lewat rumah kita nggak?" Biasanya, itu bercandaan yang muncul di antara kami kakak beradik saat tahu kondisi keuangan tidak bagus. Maklum, lebaran memang identik dengan mengeluarkan uang yang lebih banyak.
Padahal belum tentu beli baju baru, sepatu baru, atau mempercantik rumah dengan mengecat ulang seluruh dinding rumah sepeti zaman almarhum bapak. Namun tetap saja menyiapkan menu Idul Fitri itu perlu pengeluaran ekstra tidak seperti pengeluaran hari biasa.
Saat ini setidaknya, ada tiga duka saat menyajikan menu Idul Fitri. Apa saja?
Bukannya Pelit, tapi Harga-Harga Naik Semua
Nggak tahu kenapa di negeri ini, setiap lebaran harga-harga pasti naik. Di saat yang sama, menu lebaran, menu Idul Fitri tetap dituntut tampil lengkap. Komplit dari lauk hingga buah. Nyaris semua perdagingan hadir di meja makan, mulai dari daging sapi, daging ayam, terkadang ditambah udang. Nyaris semuanya serba bersantan. Ditambah kerupuk udang, emping, sambal, dan lalapan. Buah-buahan biasanya juga nggak cuma satu macam.
Begitulah lebaran, semuanya serba dibeli meski harga-harga melejit naik. Padahal tahu harga semua perdagingan nggak pernah turun kalau lebaran tiba. Semakin mendekati hari raya semakin naik.
Harga kacang panjang hingga labu siam untuk sayur ketupat, juga ikut-ikutan naik. Bumbu-bumbu ikut melesat harganya seperti bawang merah, bawang putih, dan percabaian.
Begitulah, tapi menu Idul Fitri harus ada. Sulit membayangkan jika hari kemenangan tanpa hadirnya sajian menu spesial yang komplit dan berbeda dari hari-hari biasa. Selama ini, Alhamdulillah lebaran selalu lewat dan mampir tenang di rumah. Lebaran tetap tersedia ketupat, opor ayam, sayur ketupat, sambal goreng kentang,
"Masaknya nggak usah banyak-banyak," kataku.
"Lho, nanti kalau ada tamu, masa' hari pertama lebaran makanannya sudah habis. Nggak pantas," kata ibu.
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025