Richardus Beda Toulwala
Richardus Beda Toulwala Penulis

Menulis dari Kegelisahan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Mudik Online di Daerah Terpencil

16 Mei 2020   08:56 Diperbarui: 16 Mei 2020   08:45 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik Online di Daerah Terpencil
jogja.tribunnews.com

Lebaran kali ini tampil beda dengan deretan Lebaran sebelumnya. Ada realitas yang tak biasanya harus kita lalui pada Lebaran kali ini.

Mudik yang menjadi ciri khas setiap Lebaran untuk sementara diakhiri. Mudik yang telah menjadi kebiasaan sejak zaman Majapahit itu terpaksa 'diubah' formatnya menjadi mudik online oleh karena gempuran pandemi covid-19.

Mudik online baru dikenal pada awal tahun 2020. Mudik online adalah pertemuan virtual yang ditandai dengan kekuatan konektivitas internet.

Hal semacam itu menjadi kesulitan tersendiri bagi kami orang NTT yang beberapa kabupaten baru-baru ini melalui Peraturan Presiden Nomor 63 tahun 2020 tentang penetapan daerah tertinggal 2020-2024 ditetapkan sebagai daerah tertinggal. Ketertinggalan yang hampir pada setiap aspek kehidupan menuntut strategi khusus yang harus diramu oleh pemerintah daerah untuk dapat bersaing dengan daerah lainnya.

Satu hal yang mencirikan ketertinggalan kami adalah jaringan internet yang sangat lemah di beberapa pelosok lokalitas. Hal ini yang kemudian mengagetkan Menteri Pendidikan, Nadiem Mukarim karena para peserta didik tidak dapat menikmati kegiatan belajar-mengajar melalui daring online.

Jangankan belajar online, beberapa perangkat desa di wilayah tertentu juga terpaksa memanjat pohon untuk mencari jaringan internet agar dapat mengikuti rapat koordinasi virtual bersama bupati terkait penanganan covid-19. Lalu bagaiamana mensiasati mudik online di daerah yang memiliki keterbatasan jaringan internet seperti ini?

Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk melakukan mudik online di daerah terpencil khususnya di daerah yang tidak memiliki konektivitas internet.

1. Hati

Hal yang paling pertama dan terutama dalam melakukan mudik online adalah persiapan hati. Kerelaan dan keikhlasan untuk menerima situasi dan kondisi keterbatasan jaringan internet adalah keniscayaan karena sangat menentukan ketangguhan kita dalam menghadapi realitas tersebut. 

Masalah hati sangat penting untuk menerima kenyataan bahwa kita harus menempuh perjalanan panjang sekitar satu hingga dua jam untuk mendapatkan jaringan internet. Kita juga harus memiliki kesabaran untuk memanjat pohon atau mendaki bukit untuk memperoleh konektivitas internet. Dengan demikian keinginan hati untuk melakukan video call dapat terpenuhi dan setidaknya mampu memenuhi dahaga mudik.

2. Daya Baterai HP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun