Puasa Ramadhan tapi Salatnya Bolong-Bolong, Sah Apa Tidak?
Siapa nih yang punya permasalahan seperti judul di atas? Mampu puasa penuh sebulan penuh selama Ramadhan tapi salat fardhu-nya bolong-bolong?
Kalau saya jujur iya.
Banyak alibi yang biasa disampaikan untuk menjustifikasi saat meninggalkan salat. Bagi saya seorang ibu, godaan itu rasanya sangat banyak. Ketika kita sudah mengambil wudhu, tiba-tiba anak menangis, minta makan, kadang BAB, tanggung memasak, menyetrika, sakit, dan sebagainya. Pada akhirnya, waktu salat telah berlalu.
Dalam hati mencoba berdamai dengan sendiri mengatakan tidak apa-apa meninggalkan salat yang penting niatnya. Pernah saya mendengar tausiyah, jika hal tersebut adalah salahsatu bentuk bisikan setan agar seolah-olah kita boleh meninggalkan salat. Padahal salat fardu itu hukumnya wajib.
Lalu bagaimana jika kita tidak salat saat berada di antara bulan suci Ramadhan?
Ini pernah menjadi problem saya tapi saya tidak memiliki kapasitas atau ilmu untuk menjawab pertanyaan tersebut. Karenanya, saya mencari jawaban atas permasalahan tersebut di youtube.
Kebetulan saya menemukannya di youtube PPI TV Channel. Saluran Youtube yang dikelola oleh para pelajar Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Pembahasan pertanyaan tersebut disampaikan oleh Pelajar Indonesia di Yaman, Ustad Muhammad Nurhuda Hilda.
Saya suka dengan penjelasannya yang gampang dimengerti dan disampaikan secara runut dalam durasi hanya sekitar lima menit. Latar belakangnya yang berupa perbukitan di Yaman membuat semakin asyik menyimaknya. Berikut saya mencoba menjabarkan penjelasannya.
Islam terdiri atas lima rukun. Rukun tersebut terdiri dari membaca dua kalimat syahadat, mendirikan salat, puasa di bulan Ramadhan, membayar zakat, dan pergi haji bagi yang mampu. Rukun merupakan hal pokok yang tidak boleh ditinggalkan. Jika seseorang mengaku Muslim tapi tidak mengerjakan rukun tersebut maka berdosa. Untuk naik haji ada pengecualian.
Dari masing-masing Rukun Islam tersebut memiliki rukun masing-masing tapi tidak saling berhubungan. Antara rukun salat dan rukun puasa tidak saling terkait.
Rukun puasa di bulan Ramadhan adalah niat sebelum fajar dan menahan diri dari yang membatalkan puasa. Syarat wajib puasa di antaranya Islam, berakal sehat, sudah baligh, mampu, suci dari haid dan nifas (bagi wanita), dan menetap. Jika tidak terpenuhi rukun dan syarat wajibnya maka puasa tidak sah.
Lalu jika puasa tapi tidak salat, bagaimana? Puasanya dianggap sah. Karena hukum puasa tidak bergantung dengan hukum salat.
Bagaimana hukum meninggalkan salat fardhu di bulan Ramadhan?
Salat fardhu, wajib hukumnya. Jika sengaja meninggalkan maka berdosa. Ketika puasa seringkali tubuh cepat lelah dan membuat gampang tertidur dan lalai mengerjakan salat. Ketika kita ingat jika belum salat maka diharuskan meng-qodho atau menggantinya. Misalnya, seseorang tertidur dari jam 11 siang hingga jam tiga sore sehingga melewatkan waktu zuhur. Maka, yang bersangkutan harus bersegera melaksanakan salat ketika bangun tidur.
Nah, masalah selanjutnya muncul. Seringkali ada kebingungan, salat mana yang harus didahulukan?
Jika waktunya masih panjang, maka yang harus didahulukan adalah salat zuhur. Namun, jika sudah mendekati magrib maka yang harus lebih dulu didirikan adalah salat asar.
Demikian penjelasan Ustad Nurhuda, jadi walaupun puasa Ramadhan tetap sah tapi jangan sampai meninggalkan salat.
Ramadhan, bulan dimana amal kebaikan dilipatgandakan sudah seharusnya memicu semangat kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan memperbaiki ibadah yang masih rusak.
Semoga kita dijauhkan dari hal yang sia-sia dan melalaikan ya.
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya,
"Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah salatnya. Jika salatnya baik, dia akan mendapat keberuntungan dan keselamatan. Apabila salatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi."
Wallahu a'lam.