Rini Wulandari
Rini Wulandari Guru

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Jalan Sepanjang Satu Kilo itu Berubah Menjadi Lautan Manusia Berburu Takjil

15 Maret 2024   23:53 Diperbarui: 18 Maret 2024   11:55 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Sepanjang Satu Kilo itu Berubah Menjadi Lautan Manusia Berburu Takjil
Ilustrasi pujasera dadakan selama ramadan di kampus darussalam sumber gambar nukilan.id

Berburu takjil atau makanan untuk berbuka puasa selama ramadan menjadi sebuah momen menarik.

Ini bukan emperan jalan Malioboro, tapi jalan dari batas Sungai Lamnyong-sungai selebar 200 meter di pinggiran kota Banda Aceh, hingga tembus ke gerbang kampus dan berakhir di dekat tugu kampus Darussalam.

Sejak H-2, ratusan pedagang dadakan sudah mulai mengambil ancang-ancang menandai lapaknya. Ada yang langsung memasang tenda dan meja jualan, ada yang memberi tanda dengan batu atau kayu, malah ada yang pakai cat pylox menyemprong trotoar lengkap dengan inisial atau jenis jualannya.

Jadi meskipun terlihat kosong, semua area trotoar menuju kampus terbesar di Aceh itu sudah ada pemiliknya!. 

Sebagian lapak adalah bekas para pedagang daging selama 3 hari Mak Meugang atau Meugang yang menjadi tradisi masyarakat di Aceh menyambut ramadan dengan berbelanja daging untuk diolah sebagai lauk santap sahur puasa pertama. 

Ilustrasi suasan meugang di aceh menjelang ramadan sumber gambar suara aceh
Ilustrasi suasan meugang di aceh menjelang ramadan sumber gambar suara aceh

Sekaligus menjadi momen berkumpulnya keluarga besar, layaknya lebaran.

Geliatnya baru terlihat begitu memasuki jam 16.00 WIB, di hari pertama puasa, seluruh lapak kosong berubah menjadi pasar dadakan yang ramai. 

Dan para pembeli yang memang sudah dari tahun ke tahun selalu memanfaatkan pasar dadakan ramadan di kampus sebagai ajang pencarian jajanan, langsung tumpah ruah.

Jalanan langsung berubah menjadi macet. Jika ingin sedikit nyaman, berjalan kaki atau berkendara roda dua akan menjadi kesempatan menarik menikmati banyak sajian jajanan sebelum memutuskan membeli.

Tamu dari luar daerah yang berkebetulan punya agenda di kampus, seperti beberapa mahasiswa asal Jepang dan Afrika, menjadikan kesempatan itu sebagai momen untuk mencicipi aneka jajanan khas Aceh.

Sebagian dari mereka bahkan menginap di losmen dan hotel yang tepat berada di jalan sepanjang 1 kiometer itu, sehingga menjadi ajang plesiran atau jalan-jalan sore yang menarik.

Pernah seorang bule asal Amrik, berkebetulan datang ke pujasera ramadan, dan membeli jajanan, tapi dengan cara membeli semua jenis panganan tersebut masing-masing satu. Jika ada 30 macam, ia akan membeli 30 jenis kue yang ada.

Setelah mencobanya, barulah memutuskan mana jajanan favoritnya dan membeli ulang serta membawanya ke hotel. 


Pujasera dadakan Penjaga Tradisi

Jalan sepanjang kurang lebih satu kilo itu lantas berubah menjadi pujasera-Pusat Jajanan Segala Ada dan dipenuhi lautan manusia berburu takjil.

Segala jenis jajanan ada, dari jenis yang tradisional hingga makanan kekinian yang tak perlu diceritakan lagi karena ada di semua daerah sesuai dengan trend dan seberapa viralnya.

Nah uniknya ada beberapa lapak yang menjual makanan maupun jajanan khas Aceh yang hanya dijual dan ditemui saat ramadhan, seperti bubur kanji rumbi, sambal daun peugaga, kue ade panggang, martabak canai telur, belacan sambal daun pepaya dan leumang atau ketan panggang menggunakan bambu.

Sambal daun peugaga yang terbuat dari aneka jenis sayuran dan daun-daun yang hanya bisa dijumpai di Aceh, diantaranya daun tapak leman yang diyakini berkhasiat menjaga stamina selama puasa. Seporsi cuma seharga 10 ribu rupiah.

Jajanan atau makanan khas lainnya yang selalu ditunggu masyarakat di Aceh, terutama di kampus tentu saja makanan tradisional Mie Caluk, asal kabupaten Pidie yang memang kesohor.

Bentuk sajiannya sebenarnya tak jauh beda dengan Mie Goreng Aceh, hanya bedanya ada yang memakai bahan baku Mie Lidi yang direbus seperti Spaghetti. Lantas disajikan dengan bumbu kacang mirip bumbu pecal, tapi beda citarasa rempahnya.

Mie dijual dalam porsi kecil karena ditujukan menjadi makanan ringan, bukan makanan berat seperti Mie Aceh. Berikutnya ada timphan. Timphan adalah penganan kecil sejenis lepat yang berasal dari Aceh. Bahan untuk membuat timphan terdiri dari tepung beras, pisang, dan santan.

Secara tidak langsung, adanya demand atau permintaan yang rutin dari para pemburu takjil selama ramadan, menjadi sebuah keuntungan sendiri. 

Bagi penjual dapat untung, pembeli dapat makanan langka yang dicari, dan dari sisi budaya, terjaganya kelestarian makanan tradisional. Meski hanya ada saat ramadan tiba.

Selain jajanan dan makanan berat, terdapat buah yang selalu datang kala ramadan--timun suri atau nama ilmiahnya Cucumis Mel L Var Reticulatus Naudin,  buah sejenis timun yang tidak tahan lama jika disimpan dalam keadaan segar sehingga harus langsung diolah untuk minuman hidangan puasa.

Bagian dalam buah yang dilapisi kulit serupa buah ketimun, berisi daging seperti busa tebal namun lembut dengan biji didalamnya. 

Setelah dipisahkan dari kulit dan biji, disajikan dengan tambahan sirup manis dan es. Konon katanya berkhasiat layaknya Adem Sari, mengatasi panas dalam.

Dan jika berkesempatan main ke Aceh saat ramadan, jangan lewatkan main ke pasar dadakan pujasera di sekitaran kampus itu. O Iya, sewa hotelnya juga beragam, dimulai dari harga 250 ribu rupiah permalam, full AC!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun