Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat
Ngabuburide Kali Ini Harus Berakhir di Labkom!
Sebenarnya sudah beberapa minggu sejak sebelum puasa saya mengincar kafe di pinggiran sungai Krueng Aceh tepatnya di Peunayong Square yang baru dibangun mengantikan Pasar Peunayong yang dianggap kumuh dan sudah dipindah ke arah Pelabuhan Lampulo.
Saya memilih mengendarai sepeda motor untuk antisipasi macet parah di setiap pusat jajanan ramadan. Itulah mengapa jalan-jalan sorenya saya sebut "ngabuburide", seperti ridingnya para pemilik moge.
Istilah ngabubu-ride sebenarnya pernah dipakai oleh para pemilik moge di Bandung yang melakukan perjalanan selama bulan ramadhan dan mereka akan berhenti untuk istirahat di masjid, sekaligus berbuka dan membuat semacam kajian.
Meskipun ngabuburit berasal dari bahasa Sunda yang kurang lebih artinya menunggu saat berbuka, tapi tradisi "menunggu waktu berbuka" tentu ada dimana saja termasuk di daerah saya.
Setelah sejak bada ashar memulai perjalanan ngabubu-ride, dan tinggal bikin order tempat supaya tidak kehabisan, tiba-tiba telepon berdering langsung dari kepala sekolah. "Besok ada simulasi OSN, kita butuh line labkom harus lancar apa bisa diatur?", tentu saja saya kaget, karena setahu saya jaringan lancar selama ini.
Untuk memastikannya karena saya tak bisa menjawab dengan pasti, saya kontak teman teknisi soal jaringan. "Sekolah kan baru direhab, semua jaringan di putus sementara waktu, nggak mungkin bisa dipakai simulasi," itu konfirmasi jawaban langsung dari teknisi.
Karena ternyata kepala sekolah sudah terlalu menjawab bisa ke Dinas, mau tak mau urusan harus segera dibereskan, walaupun sudah sore. Dengan terpaksa saya kembali ke sekolah untuk memastikan.
Maka untuk sesi hari ini dan kemungkinan esok hari acara ngabuburide-nya harus berakhir di laoratorium komputer alias labkom menunggui para teknisi bekerja habis-habisan.
Tempat Favorit
Pilihan tempat favorit untuk makan bagi saya dan keluarga bukan di tempat ala kafe sebagai pilihan, tapi kami lebih memilih jenis makanan dan cita rasanya yang sudah biasa kami pilih saat sebelum puasa.
Maka, kalau kepingin sate, kami memilih sebuah kedai kecil tanpa nama kecuali si pemiliknya yang biasa dipanggil Pak Kumis, di pinggiran kota diantara ruko masih di sekitaran Pasar Peunayong. Pasar pertama dan tertua sejak jaman raja-raja Aceh Sultan Iskandar Muda.
Bangunan kecil itu sangat sederhana, cuma dengan dinding tepas yang rapi. Tapi kalau soal cita rasa makanan tak ada duanya. Sate ala kafe jauh ketinggalan soal rasa.