Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat
Mak Meugang, Tradisi Ramadan Warisan Sultan, Dari Daging Turun Ke Hati
Selanjutnya meski tak disediakan langsung oleh Sultan jatah daging meugangnya, lalu diatur dalam aturang khusus bernama Qanun, tentang tradisi makmeugang dalam Qanun Meukuta Alam Al-Asyi (Undang-undang Kesultanan Aceh).
Setelah Kerajaan Aceh ditaklukkan oleh Belanda, tradisi ini sudah tidak lagi dilaksanakan oleh raja mulai 1873. Tetapi karena hal tersebut telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Aceh, akhirnya tradisi Meugang tersebut tetap dilaksanakan hingga saat ini dalam kondisi apapun.
Wujud Kepedulian Keluarga dan Sesama
Bagi masyarakat Aceh, makmeugang merupakan momentum penting yang harus dirayakan walaupun dalam keadaan serba kekurangan. Mereka mengumpulkan uang demi menyambut tradisi makmeugang ini, tidak terkecuali orang yang sangat miskin sekalipun.
Makmeugang juga menjadi saat bisa berkumpul, menikmati awal Ramadhan bersama keluarga. Menikmati hidangan daging, saat santap sahur pertama bulan suci Ramadhan. Disinilah nilai kesakralan dan kekeluargaan yang hangat dan sangat luar biasa.
Dalam pandangan masyarakat Aceh, lauk pauk daging yang terhidang saat makmeugang merupakan berkah. Bukan soal jenis lauk mahalnya, tapi kebersamaannya.
Dan dengan hadirnya tradisi berbagi daging saat Mak Meugang, bisa mempererat silaturahim antar keluarga dan sesama. Dari kebaikan melalui daging mak meugang, bisa turun ke hati yang gembira menyambut ramadan mubarak!.
referensi: 1