Rini Wulandari
Rini Wulandari Guru

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Gara-Gara FOMO, Mau Puasa Medsos Saat Ramadan Susahnya Minta Ampun!

30 Maret 2024   23:13 Diperbarui: 30 Maret 2024   23:36 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gara-Gara FOMO, Mau Puasa Medsos Saat Ramadan Susahnya Minta Ampun!
Ilustrasi seseorang yang terkena sindrom FOMO yang cemas sumber gambar ciputramedicalcenter.com

Karena selama puasa agar berkah, kita tak hanya berpuasa menahan lapar dan haus, tapi juga puasa mata, dan hati (nafsu) dari godaan yang bisa muncul dari layar gadget kita via media sosial.

Atasi FOMO dengan Apa?

Fear Of Missing Out (FOMO) menjadi fenomena yang cukup umum terjadi, dan menjadi lebih menantang selama bulan Ramadan, ketika umat Muslim berusaha untuk meningkatkan fokus spiritual mereka dan mengendalikan diri dari godaan dunia digital. 

Puasa media sosial selama Ramadan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi FOMO dan memperdalam ibadah, namun tidak jarang juga menimbulkan tantangan tersendiri.

 Pertama;  Buat Tujuan yang Jelas dan Prioritas yang Tegas

Karena kita sendiri yang bisa mengatur dan mengerem kebiasaan FOMO itu, maka sebelum memulai puasa media sosial, penting untuk memiliki tujuan yang jelas dan prioritas yang tegas. 

Apa tujuan puasa ramadan kita saat ini, meningkatkan kualitas ibadah, mendekatkan diri kepada Allah, atau memperdalam pemahaman agama. Makin jelas tujuannya akan lebih mudah menahan godaan untuk membuka media sosial demi mengikuti tren atau berita terbaru.

Solusi ini bisa memberikan manfaat kepada orang lain dengan menginspirasi mereka untuk menetapkan tujuan yang sama dan memprioritaskan hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup mereka. 

Dengan mencontohkan kesadaran akan prioritas spiritual, kita bisa memotivasi orang lain untuk mengambil langkah serupa dalam memperdalam ketaatan mereka kepada Allah.

Kedua; Atur dan Buat Jadwal Aktivitas Alternatif yang Beragam

Jika di hari biasa tak ada jadwal khsus, maka selama bulan Ramadan, kita berusahan membuat jadwal aktivitas alternatif yang beragam untuk menggantikan waktu yang biasanya dihabiskan untuk berselancar di media sosial. 

Aktivitas tersebut bisa mencakup membaca Al-Quran, berdzikir, mendengarkan ceramah agama, atau berpartisipasi dalam kegiatan amal. 

Dengan mengalihkan perhatian kepada kegiatan yang lebih bermanfaat secara spiritual, kita bisa mengurangi rasa kehilangan atau FOMO yang muncul dari tidak mengikuti aktivitas di media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun