Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat
Maaf, Destinasi Wisata Favorit Sepanjang Jalur Mudik Tutup!
Prediksi jumlah pemudik di Jateng sebanyak 61 juta, dan 23 persennya akan berkunjung ke lokasi wisata di daya tarik wisata (DTW) yang ada, seperti dikutip Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah.
Jika di Jakarta atau mungkin daerah lain, berkunjung ke destinasi wisata menjadi salah satu menu saat lebaran, tapi sebaliknya di Aceh justru destinasi wisata tutup total saat lebaran!. Jadi pemandangan yang berbeda 180 derajat akan terlihat di sepanjang destinasi wisata favorit di jalur mudik di Aceh.
Tradisi berkunjung ke lokasi wisata bersama keluarga bukan pilihan, tapi berkunjung antar rumah menjadi tradisi utamanya. Meskipun begitu jika berkunjung ke jalur Timur menuju kampung halaman ada beberapa destinasi wisata yang bisa dikunjungi usai lebaran.
Yang terbaru saat lebaran sebelumnya, sebenarnya ada wisata burung dara, di wilayah Krueng Lam Kareung Indrapuri, sebuah area pegunungan yang menarik, terutama viewnya saat matahari terbenam.
Beberapa titik lokasi wisata dilengkapi dengan sepeda gantung dan area outbond, sayangnya hanya bertahan kurang lebih setahun. Area kafe yang berada di pinggiran gunung itu "dilengkapi" dengan ratusan burung dara jinak yang bisa berinteraksi langsung dengan pengunjungnya itu, baru saja ditutup.
Tapi entah faktor apa yang menyebabkan lokasi wisata Burung Dara itu kemudian ditutup.
Destinasi lainnya adalah Taman Rusa, meskipun hanya nama satu binatang yang disebut, taman itu sebenarnya adalah kebun binatang mini. Dengan kelengkapan binatang yang lumayan banyak, termasuk ular boa raksasa.
Ditambah lagi kolam renang, kolam pemancingan, wisata perahu sungai, hingga kereta api mini. Semuanya berada di satu lokasi yang berada tak jauh dari jalan utama ke arah Indrapuri.
Indrapuri adalah salah satu kecamatan di Aceh Besar yang dulunya merupakan bagian dari tiga bekas kerajaan Hindu yang kemudian dikenal dengan istilah Aceh Lhee Sagoe (Aceh Tiga Segi) yang diibaratkan seperti Jiee penampi beras berbentuk segitiga yang titik tengahnya merupakan posisi Kerajaan Aceh Darussalam.
Dua segi atau posisi titik lainnya adalah Indra Patra (berupa area yang didalamnya terdapat Benteng Indrapatra yang berada di pesisir Selat Malaka yang tersohor).
Sedangkan Indrapurwa merupakan titik yang berada wilayah Pantai Barat Aceh, terdapat situs Masjid Tua Indra Purwa, sebuah masjid tua yang terletak di desa Lam Badeuek, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar. Masjid ini diperkirakan didirikan pada abad ke-17 Masehi di zaman Sultan Iskandar Muda.
Indrapuri juga memiliki destinasi lain yang tak kalah menarik yaitu Masjid Tuha Indrapuri. Bangunan masjid tua peninggalan kerajaan hindu, yang arsitekturaknya masih sangat kental dengan bangunan era jaman kerajaan HIndu namun telah dimodifikasi menjadi bangunan masjid.
Lokasi wisata lainnya adalah Waduk Keuliling, waduk yang digunakan untuk mengairi areal persawahan sebagai sentra penghasil padi terbaik di Aceh. Bendungan besar itu awalnya menenggelamkan beberapa desa sebelum dijadikan area bendungan.
Selain sebagai area pusat pengaturan dan penampungan air irigasi, juga dimanfaatkan oleh penduduk untuk berwisata. Apalagi di tengah area Waduk terdapat semacam pulau kecil yang biasanya menjadi pusat para pemancing ikan air tawar.
Namun banyak berbalut dengan misteri, bahwa ada "Penunggu" yang menjaga waduk tersebut, sehingga tak semua orang mau memanfaatkan pulau kecil di tengah waduk tersebut.
Di hari pekan ramai pengunjung yang memanfaatkan waduk tersebut sebagai area pemancingan dan duduk lesehan, tapi tak cocok jika kita jenis pengunjung yang suak berenang.
Jika pilihan wisatanya adalah sekedar untuk mandi dan berenang, maka"waterboom"maka Wahana Impian Malaka bisa menjadi alternatif utama. Mengingat lokasinya yang mudah dijangkau karena tak jauh dari jalan raya dan dilengkapi dengan banyak tempat bermain air.
Serta pondok dan area makan beserta mini market yang bisa memenuhi kebutuhan jika kita berkunjung hanya membawa "badan".
Nikmatnya Wisata Di Dua "Lokasi" berbeda
Wilayah Timur merupakan wilayah mudik yang jalurnya lebih didominasi lahan pertanian dan perkebunan, sehingga destinasi wisatanya juga tak berkaitan dengan laut seperti wilayah Barat.
Selain itu Aceh Besar di bagian Timur ini, jenis masakannya didominasi oleh masakan rempah dari olahan ikan air tawar dan area pemandangan sawah.
Makan di warung dipinggiran sawah dengan menu sambal dan ikan ai tawar yang digoreng atau dibakar menjadi menu sajian yang menambah seru pilihan destinasi wisata di wilayah perjalanan "mudik" di jalur Timur.
Dengan adanya pilihan dua jalur, Barat (wilayah dominasi laut)dan Timur (wilayah dominasi pertanian) jadi makin jelas pilihan bagi yang sedang berlibur usai mudik, mau menikmati mandi sepuasnya di laut lepas, atau mandi di kolam renang yang airnya langsung dari mata air pegunungan.
Dua-duanya punya sensasi yang berbeda, tergantung selera, atau mau setengah hari berwisata di Timur, dan makan siangnya di Barata dengan Mie kepiting dan gurita yang disajikan di atas gubuk yang dibangun di pinggiran batu karang, sehingga bisa menikmati debur ombak sambil melepaspenat setelah mandi dengan segarnya air pegunungan.
Jarak kedua lokasi tak begitu jauh, terpisah oleh daratan bukan pegunungan, dalam rentang jarak tempuh setengah jam perjalanan kita bisa mendapatkan dua sensasi lokasi wisata yang bertolak belakang, tapi dua-duanya sangat menyenangkan dan memanjakan mata--apalagi bagi penghobi travelling.
Yuk, nikmati perjalanan "usai" mudik sambil singgah di dua titik lokasi wisata. Biasanya di akhir pekan menjelang liburan hari raya berakhir , kedua lokasi wisata itu sudah bisa dinikmati lagi.
referensi: 1