rizkaita
rizkaita Freelancer

Mari berbicara lewat barisan kata-kata

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Selama Puasa, Anggaran Anak Kost Jangan Sampai Boncos

18 April 2021   23:21 Diperbarui: 19 April 2021   00:10 1756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selama Puasa, Anggaran Anak Kost Jangan Sampai Boncos
Ilustrasi Uang Anak Kost | Sumber: Sasaha India on unsplash.com 

Pandemi masih ada, larangan mudik sudah dibuat, artinya banyak anak kost yang akan kembali jadi juara bertahan selama Ramadan. Padahal geliat keramaian bulan puasa kembali hidup tahun ini. Keramaian tahun ini, bahkan sudah mulai sebelum hari pertama lewat kenaikan harga bahan makanan. Nah lho!

Sejak beberapa Ramadan lalu, hal ini terus berulang sebenarnya. Tapi ketika mendengar sebagai salah satu anak kost, ya jiper juga. Sebulan ke depan harus pandai akal, supaya minimal tak sakit dan bisa beribadah dengan tenang.

Maka hal pertama yang saya lakukan setelah masuknya transferan awal bulan adalah, membagi dan memisahkan uang yang ada sesuai kebutuhan. Urutannya berdasar prioritas begini, nih:

1. Uang sewa kamar kost.
Jangan sampai keteteran apa lagi sampai diusir, deh.

2. Uang kebutuhan rutin.
Ingat, bukan cuma makan. Anak kost sudah mengatur 'rumah' nya sendiri, jadi ada kebutuhan bensin, listrik, laundry, paket internet, dan pokok lainnya. Ada anggaran 50-60% dari total uang yang ada.

3. Uang sosial
Mumpung bulan Ramadan, selain puasa, bersedekah bisa dilipatgandakan pahalanya. Tetap masuk di anggaran sebesar 5%, misalnya.

4. Uang Tabungan
Sepuluh persen tetap sebagai tabungan, karena manusia hanya bisa berencana dan menghadapi drama-drama kehidupan.

5. Uang pribadi
Nah uang ini khusus untuk tetap menjaga kewarasan saat menghadapi berbagai tekanan. Kopi, skincare, atau beli aksesori lucu boleh lah. Maksimal 20% saja dari anggaran.

Nomor di atas bukan hanya urutan, tetapi juga peringkat. Jika mulai ada bocor halus di dompet, yang lebih dulu dipangkas ya anggaran nomor 5 pastinya. Bocor lagi, dana tabungan bisa digunakan, dan seterusnya.

Tapi bukan anak kost namanya jika tak cerdik akal mencegah keboncosan finansial. Bukan, bukan dengan berteman akrab dengan mie instan. Meski banyak jajanan pinggir jalan, tetap makan dengan kesadaran jadi kuncian.

Gorengan mengenyangkan, tapi sedikit fungsinya di dalam tubuh. Kalau masih mau, ya pilih satu jenis saja tiap harinya. Isi perut dengan sayur yang murah meriah, kasih teman bergilir dari tempe, telur, atau daging. Beres. Begitu juga untuk urusan minum, yang manis-manis bisa diganti buah, jadi tak perlu sering-sering meneguk es teh atau kopi susu. Lumayan, bantu-bantu kerja ginjal.

Hal termutakhir yang bisa membantu anak kost adalah magic com atau penanak nasi. Saya bisa menggunakannya untuk memasak nasi, merebus, mengukus, menggoreng, dan menumis. Stok bahannya dari pasar tradisional untuk 2-3 hari, jika tanpa adanya kulkas.

Satu cara tambahan yang rencanaya akan saya lakukan adalah berjalan kaki. Tapi di sore hari. Seminggu ini saya mulai melihat banyak yang membagi-bagikan takjil! Kalau saya naik motor, selain boros bensin, seringnya kelewatan. Nah, kalau gini kan sekali dayung dua tiga pulau terlalui.

Urusan sedekah kenapa 'cuma' 5%, sih? Karena tak ada kewajiban sedekah itu berbentuk uang. Hehe. Saya dan kamu bisa mencoba menyortir ulang baju, buku, dan peralatan kantor yang bisa disalurkan ke tempat atau orang lain.

Cara lain juga bisa dengan mengumpulkan sampah anorganik kita dalam keadaan bersih, lalu diteruskan kepada mereka yang mengumpulkan. Satu lagi lainnya, tenaga anak kost yang muda belia sepertinya masih bisa deh membantu meringankan orang terdekat sampai yang kita temui saja selewat. Jangan lupa, saling jaga juga membantu orang lain terjaga dari bahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun