Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ketika Shalat Terawih Ada Soundtrack-nya

13 April 2023   09:25 Diperbarui: 13 April 2023   09:26 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika Shalat Terawih Ada Soundtrack-nya
sumber: shutterstock

Waktu berjalan dengan sangat cepat. Baru kemaren puasa, sekarang sudah mendekati lebaran. Ya'opo iki, padahal lagi seneng-senenge poso (ala raimu).

Sebagai orang awam, puasa memang terasa berat. Padahal kalau kamu tahu, semua kesengsaraan ini adalah kenikmatan yang menyamar.

Rasakan saja saat lebaran nanti. Badanmu lebih sehat. Perut hampir sixpack. Kalau sekarang ya masih lemes, raimu rembes, ababmu mambu (sebelum puasa juga bau).

Tentu saja itu bagi yang puasanya benar. Kalau puasanya ngawur, siang hari banyak tidur, malam hari overdosis badokan, perutmu akan tetep mblendung forever.

Jadi mending nikmati saja lapar ini. Karena waktu sangat cepat berlari. Tenang saja, semua akan indah pada waktunya. Walau nggak semua. Rai tambah tuwek, rambut ubanful  dan krowak di sana-sini, untu podo mrotoli. Membuatmu males berlama-lama di depan kaca merias diri.

Walau susah payah kau mencoba menghalau waktu. Tetap akan kau  temui senja kala. Menolak tua itu berlaku pada jiwa, tidak pada raga. Jiwa boleh tetap rokenrol sampai jompo, tapi ada saatnya raga akan loyo.

Mungkin kita akan merindukan Ramadhan. Bukan rindu puasanya (puasa itu jamu yang pahit tapi menyehatkan), melainkan suasana malamnya. Bagaimana riuhnya suara anak kecil saat orang sedang shalat terawih. Atau sayup-sayup lantunan ayat suci dari corong masjid.

Anak kecil kalau tidak didampingi orang tua, akan bebas merdeka dimanapun berada. Bahkan di tempat ibadah. Malaikat pun bingung, tidak bisa apa-apa.

Pernah di suatu terawih ada seorang anak balita yang nggak ikut shalat. Ndilalah dia menemukan kaleng kecil untuk menakar beras zakat. Sepanjang shalat dia pukulkan kaleng itu ke lantai berulang-berulang : "Tang tung tang tung..." Suaranya mampir ke pengeras suara dan menggema ke seantero desa.  Gila men, baru kali ini shalat terawih ada sountrack-nya.

Btw, Gusti Allah iku mengayomi. Dia menunjukan cara hidup yang sehat. Makanya hukum puasa Ramadhan itu wajib. Kalau cuman sunnah, sedikit yang mau ngelakoni. Kalau ngelakoni pun karena ada maunya. Biar lolos jadi pegawai negeri, biar dagangannya laris, biar sakti...

Sudah dikasih tahu cara hidup sehat, ditambah bonus pahala berlipat lagi. Ya'opo wis, Tuhan iku pancen maha jos gandos.

Tapi dalam soal pahala, aku nggak terlalu muluk-muluk. Wong iku kudu biso rumongso. Level ibadahku masih kelas siaga. Dapat bonus lailatul qadar atau enggak, tetep Alhamdulillah. Lha wong gelem poso sampek riyoyo iku wis apik.

Ojok ngomong sopo-sopo yo, lailatul qadar itu khan maksudnya malam kemuliaan. Malam itu jadi mulia karena saat itu Al Qur'an diturunkan. Lha kalau Al Qur'an sudah turun, terus awakmu ngenteni opo. Wis mudun kok dienteni. Gak mungkin onok Al Qur'an versi revisi.

Tapi gak popo rek, terusno topo (i'tikaf) nang mesjid karo mrebes mili, terharu. Apik kok. Tapi jangan hanya di tanggal ganjil. Malam kemuliaan bisa di tanggal berapa saja.

Jarene Simbah, lailatur qadar itu tergantung engkau. Kapan saja engkau memetik puisi kehidupan, kapan saja engkau memetik keindahan Al Qur'an, masuk ke dalam hatimu dan membuatmu takjub pada kehidupan, maka engkau berada di lailatul qadar. Kapan saja.

Jarene lho, ojok percoyo. Seandainya ini benar pun, para ulama tidak akan membenarkan. Kalau dibenarkan, bakalan nggak ada yang i'tikaf di masjid, lha wong yang ditunggu ternyata sudah turun. Prank itu kadang perlu.

Santai ae, jangan takut berpikir kritis. Keberhasilan seseorang dalam beragama itu parameternya bukan salah benar memahami ayat, tapi kamu jadi orang baik atau tidak. Nggak masalah kamu bercelana cingkrang atau tidak. Yang penting tidak jadi teroris, tidak mudah mengkafirkan orang, tidak memaksa orang menutup warung di bulan puasa....

Wis ngono ae. Dilarang berdebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun