Tertarik dengan dunia jurnalistik sejak SMP dan masih belajar hingga kini. Historical, Entertainment, Social, Nature etc.
Membuka Hati dengan Tradisi Sungkem di Hari Raya Idul Fitri
Siapa lagi yang tak kenal dengan istilah Sungkem yang mana sudah biasa dan sering dilakukan saat sedang merayakan Hari Raya Idul Fitri, hingga saat ini Tradisi Sungkem terus dilestarikan oleh banyak orang, terutama ketika sedang melangsungkan perayaan Hari Raya Idul Fitri dari tahun ke tahun.
Adapun doa yang banyak diucapkan oleh orang yang dituakan yaitu seperti mendapat kesehatan, diberikan umur yang panjang, dan juga mendapat rezeki serta jodoh. Lalu sebagai orang yang meminta maaf atau yang lebih muda akan meng-amini doa-doa yang diharapkan tadi.
Adapun Ibu Tri yang menjadi Ibu dari anak-anaknya dan saat hari lebaran telah tiba, anak-anaknya akan datang dan sungkem dengannya. Ibu Tri mengatakan bahwa Ini merupakan suatu keharusan yang harus terus dilanjutkan oleh anak-anak Saya dan seterusnya agar tali silaturahmi antar keluarga terus terjaga dengan baik. Begitulah keterangan yang disampaikan oleh Ibu Tri di kediamannya saat setelah melaksanakan sungkeman bersama keluarga.
"Sungkeman ini sudah dari dulu dilakukan, sejak jaman mbah, hingga kakek yang dulu-dulu juga kalo tiap lebaran selalu sungkeman dengan orang tuanya, dan yang muda juga sungkem dengan saudaranya yang sudah tua, seperti pakdhe, Budhe dan yang lainya", Imbuh Ibu Tri saat sedang mengobrol dengan anak-anaknya.
"Saya senang seklai ketika anak-anak saya bisa pulang kembali ke rumah yang dulu, bisa kumpul lagi tiap lebaran", ungkap Ibu Tri sambil mencurahkan isi hatinya yang senang ketika anak-anaknya pulang kembali kerumahnya.
"Sungkeman itu merupakan hal yang penting karena masing-masing orang pasti memiliki banyak kesalahan, maka dari itu kita perlu meminta maaf dengan sesama manusia. Jika saat bulan Ramadhan kita meminta maaf dengan Allah SWT, sedangkan saat Hari Raya Idul Fitri kita meminta maaf dengan sesama manusia". Begitulah jawab Ibu Tri ketika ditanya mengapa sungkeman ini perlu dan penting dilaksanakan.
Ibu Tri sendiri merupakan seorang ibu yang hidup sendiri di rumahnya, karena anak-anaknya sebagian telah berkeluarga sendiri, dan juga sebagian lagi bekerja dan berkuliah, sehingga datangnya anak-anak ke rumahnya menjadi obat rindu seorang ibu pada anak-anaknya. Menurutnya momen ini merupakan momen yang selalu Ia rindukan, itu yang menjadi alasan keluarganya selalu sayang satu sama lain.
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Ibu Tri, hari lebaran bukan hanya sekedar bersalam-salaman, namun juga saling memaafkan dengan tujuan untuk menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, dan saling berbagi kenyamanan dalam berhubungan sosial.
Ketika lebaran tiba ada banyak tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia, bahkan di tiap daerah mereka memiliki perbedaan dalam melakukan tradisi lebaran, atau hari raya Idul Fitri.
Hari Raya Idul Fitri yang dilakukan di tiap daerah sendiri memiliki maksud tertentu yang mana tujuan ini pastinya ada dengan maksud untuk mendapat doa yang baik untuk tahun2 ke depannya. Perbedaan budaya ini muncul di tiap daerah tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, yaitu di antaranya adalah sebagai berikut:
- Perbedaan suku dan ras
- Perbedaan Regional secara geografis
- Perbedaan kebutuhan pokok pangan
- Pendekatan lingkungan yang berbeda2 pada tiap daerah
- Pola pikir dan sudut pandang yang berbeda dan masih banyak lagi.