Rudy
Rudy Lainnya

Move on

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Diari Ramadhan, Kisah Lucu dari "Salam Tempel"

5 April 2024   08:37 Diperbarui: 5 April 2024   08:47 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diari Ramadhan, Kisah Lucu dari "Salam Tempel"
Tradisi salam tempel (era.id)

Lebaran sebentar lagi...

Ya, setiap mendekati hari Raya Idul Fitri, lagu ini sering menjadi favorit untuk indah didengarkan.

Masih ingat syair lengkapnya?

Di hari Lebaran umat Muslim berpakaian baru.

Pagi hari mereka melaksanakan sholat ied. Sesudah sampai di rumah, mereka menyantap ketupat dengan lauknya opor ayam.

Sambil berderai air mata, mereka lantas sungkeman kepada kedua orangtuanya.

Air mata disini air mata haru mereka tak kuasa untuk membendungnya. Berderai air mata haru.

Seolah segala kesalahan yang lalu, duka lara yang lalu melebur dalam air mata kebahagiaan.

Merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Idul Fitri segala sesuatu nya bersih.

Dari pakaian yang kita kenakan, rumah, dan segala peralatan serta barang yang kita miliki.

Termasuk "uang kecil" untuk angpao.

Entah darimana mulanya tradisi memberikan angpao untuk anak-anak di hari Raya Idul Fitri ini, namun hingga kini tradisi ini masih berlanjut.

Anak-anak, atau mereka yang belum bekerja tentu senang mendapatkan angpao dari orangtua, saudara, atau kerabat dari kota yang sudah bekerja.

Kurang layak jadinya jika salam tempel itu berupa uang yang sudah lusuh.

Wajib mereka diberikan uang baru.

Itulah sebabnya tak heran mendekati Lebaran marak bermunculan para jasa penukaran uang kecil yang menjajakan di tempat-tempat keramaian seperti terminal, pasar, sekitar pusat perbelanjaan, dan sebagainya.

Tradisi salam tempel ini konon berasal dari tradisi orang Cina ketika merayakan Tahun Baru Imlek.

Anak-anak yang mengucapkan selamat tahun baru kemudian diberikan angpao oleh mereka yang lebih tua.

Momen pemberian salam tempel ini masih terngiang indah di benak.

Peristiwa ini terjadi pada lebaran yang lalu.

Ketika saya duduk di teras rumah di kampung halaman, saya melihat dua orang mendekati rumah, tetangga.

Lalu seorang bocah perempuan mendekati.

"Mohon maaf lahir dan batin," kata kedua orang itu. Mungkin kedua orangtuanya yang baru datang dari kota.

"Salam tempelnya dulu, nanti Fadia maafin.....," timpal si bocah.

Momen yang lucu di hari Raya Lebaran.

Rencana lebaran tahun ini akan mengunjungi kampung halaman, ingin rasanya melihat mengulang momen yang lucu itu dan momen-momen lainnya.

Banyak kisah indah sekitar Ramadhan dan Idul Fitri.

Di media massa, atau di media online lainnya. 

Sayang kalau dilewatkan.

Di antara cerita ramadhan seperti di Kompasiana, yang paling saya suka adalah kisah nyata pengalaman pribadi mereka.

Mereka menuliskan kisah-kisah pengalaman mereka tentang Ramadhan dan Lebaran.

Kisah sedih atau kisah bahagia yang menjadi indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun