Niat Berpuasa Syawal, Boleh Tidak Berurutan?
Cukup tersentak bagi saya. Setelah puasa Ramadhan dimana umat Muslim menjalankan ibadah puasanya selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan, rada-rada bingung juga jika ada mendengar istilah Puasa Syawal.
Sebagai seorang non-muslim dulunya saya pernah mendengar selentingan puasa syawal ini. Namun tidak mengerti maksudnya.
Terus terang, karena ingin "menyalurkan hobi" dengan menulis tulisan di Kompasiana yang berkaitan dengan Ramadhan dan Lebaran, sejatinya saya baru mengetahui dan mengerti istilah-istilah Ramadhan dan Lebaran segala sesuatunya karena sering membaca referensi terutamanya dari media online tentang itu.
Ya, untuk menyalurkan hobi menulis yang banyak disorot orang maka saya banyak membaca referensi. Untuk dijadikan bahan tulisan.
Salah satunya adalah tentang Puasa Syawal. Loh kok ada Syawal nya?
Ternyata puasa itu utamanya bukan puasa di bulan Ramadhan saja sebulan penuh, namun ada juga Puasa Syawal yang adalah menjalankan puasa setelah Puasa Ramadhan berakhir, selama 6 hari.
Tidak semua orang dapat menjalankan puasanya di bulan Ramadhan dengan penuh. Ada sejumlah orang yang tidak dapat berpuasa di bulan Ramadhan itu dikarenakan beberapa kondisi seperti sakit, sedang hamil, menderita penyakit tertentu, orangtua, sedang dalam perjalanan jauh, atau secara tak sengaja menelan sesuatu yang berakibat membatalkan puasa.
Oleh karenanya untuk membayar utang itu, maka muncullah istilah Puasa Syawal. Seperti halnya harus ada niat semalam sebelum berpuasa Ramadhan, begitu pula dengan niat untuk berpuasa Syawal.
Namanya Syawal, ya berpuasa di bulan Syawal.
Puasa Syawal ini hukumnya Sunnah artinya akan menimbulkan kebaikan bagi yang menjalankannya dan tidak mengakibatkan dosa bagi yang tidak melaksanakannya.