"Islam KTP" Perlu Tahu Puasa itu Mendekatkan Diri pada Illahi
Muslim yang sholeh tentu sudah "diluar kepala" mereka mengetahui jika agamanya punya dua rukun utama yang harus dipatuhi dan diyakini.
Keduanya adalah Rukun Islam dan Rukun Iman.
Salah satu dari Rukun Islam itu adalah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan (seperti yang sebentar Marhaban ya Ramadhan).
Ini adalah Rukun Islam yang keempat.
Berkonotasi dengan Muslim yang sholeh, kebalikan dari itu ada juga muncul istilah "Islam KTP".
Mungkin yang dimaksud dengan Islam KTP itu adalah seseorang agamanya Islam, namun hanya isian di KTP (Kartu Tanda Penduduk) saja. Sedangkan di kehidupan sehari-harinya mereka tidak sholat.
Makna puasa yang utama adalah mendekatkan diri pada Illahi.
Tak percaya?
Untuk meyakini hal tersebut, mari kita simak asal muasal dari kata puasa itu.
Di masa kecil di Sukabumi, Jawa Barat, jika sekitar bulan puasa ini muncul istilah saum.
Kata saum itu nampaknya sudah identik dan masuk dalam Kamus Bahasa Sunda, yang berarti dalam Bahasa Indonesia nya puasa.
Saum ini merupakan kata serapan dari bahasa Arab, shaum. Yang artinya puasa.
Dapat dipahami lantaran adanya hubungan historical antara negara kita dengan Arab Saudi yang sama-sama mayoritas beragama Islam.
Sedangkan kata puasa sendiri merupakan serapan dari bahasa Sansekerta.
Kata puasa ini berasal dari kata "upa" dan "vasa".
"Upa" bermakna dekat. Sedangkan "vasa" bermakna Yang Maha Agung.
Dua kata itu muncul di Nusantara di masa-masa pemerintahan Hindu-Buddha.
Dimana mereka juga upa vasa atau mendekatkan diri kepada Yang Maha Agung.
Nah, kata apakah yang kemudian diambil oleh para tokoh Islam di Indonesia untuk menyebut Rukun Islam yang keempat itu.
Apakah shaum yang berasal dari bahasa Arab atau upa vasa?
Para kiai, imam, da'i, dan begawan Islam akhirnya sepakat menetapkan kata puasa.
Hal tersebut dimaksudkan untuk lebih memahami dan lancarnya dakwah Islam pada waktu itu.
Puasa di bulan Ramadhan adalah tidak makan dan tidak minum selama waktu yang ditetapkan yaitu sejak Imsak hingga Maghrib, juga menahan nafsu buruk.
Namun kini kita sudah paham, makna yang paling utama dari puasa itu adalah mendekatkan diri kepada Illahi.