Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Administrasi

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tidak Ada Jumatan, Paling Sulit Dirasakan Ramadan Ini

5 Mei 2020   06:03 Diperbarui: 5 Mei 2020   06:33 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak Ada Jumatan, Paling Sulit Dirasakan Ramadan Ini
Masjid Agung Sungailiat, kabupaten Bangka Ramdan 1441 H tidak menggelar Jumatan dan Tarawih (dokpri)

Sebelum memasuki Ramadan sudah ada kesepakatan para pimpinan organisasi massa (ornas) Islam bahwa masjid tidak lagi menggelar salat Jumat untuk sementara bertujuan memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.

Tambah semakin sedih ketika memasuki Ramadan 1441 H masjid belum juga membuka pintu untuk menyelenggarakan salat Jumat dan juga tidak ada salat Tarawih. Namun demikian masih ada yang melanggar kesepakatan yang dibuat pimpinan ormas, kantor Kementerian Agama dan Pemkab Bangka.  Masjid di kabupaten Bangka masih ada yang menyelenggarakan salat Jumat. Masjid di dekat rumah sudah tidak lagi menggelar salat Jumat. 

Apakah saya harus mencari masjid yang masih menyelenggarakan salat Jumat? Masih terdengar sayub-sayub suara khatib dari pengeras suara masjid. Berarti jarak masjid dengan rumah saya lumayan jauh, tidak mungkin saya bisa mengejar untuk bisa turut salat Jumat.

Masih belum ada kesepakatan seluruh masjid membuat jemaah bingung. Semakin membuat rasa berdosa karena tidak salat Jumat dan digantikan dengan salat Zuhur. Semuanya ini untuk menghindari berkumpulnya banyak orang yang rentan menularnya  virus Covid-19. 

Di kota Sungailiat sebagian besar masjid tidak lagi menggelar Jumatan dan Tarawih di bulan Ramdan ini. Masjid hanya mengumandangkan suara Azan pada saat memasuki waktu salat. Tapi bagaimana dengan masjid di luar Sungailiat terutama di desa-desa? Juga  masih ada yang tidak mengindahkan kesepakatan. 

Ketika tim Gugus Tugas Percepatan penanganan Covid-19 kabupaten Bangka menjemput warga di desa Baturusa, kecamatan Merawang yang positif Covid-19 berinisial MIK untuk dibawa ke tempat karantina di Balai Diklat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Pangkalpinang terungkap masjid yang ada di desa itu masih menyelenggarakan salat Jumat dan Tarawih tidak mengindahkan kesepakatan yang telah dibuat pimpinan ormas Islam di kabupaten Bangka. 

Menurut juru bicara Gugus Tugas Percepatan penanganan Covid-19 Boy Yandra, setelah diketahui warganya ada yang positif Covid-19 baru mau mengikuti kesepakatan pimpinan ormas Islam. Jangan sampai ada korban baru mematuhi kesepakatan.  Bisa saja warganya yang positif Corona sudah menyebarkan virus kepada jemaah yang lain ketika ia ikut salat berjemaah.

Mengapa sikap patuh terhadap sebuah kesepakatan dan aturan pemerintah untuk memutus penyebaran virus Covid-19 setelah ada korban, bukankah mencegah lebih baik dari pada mengobati? Ketika warga desa itu memutuskan tidak lagi untuk sementara menggelar salat berjemaah merupakan keputusan yang sulit dilakukan. Tapi mau apa lagi, inilah keputusan terbaik untuk kepentingan bersama. 

Covid-19 jangan sampai menghabisi warga kita. Kita harus melawan untuk menghadapi masa sulit ketika Ramadan dengan menerima kesepakatan para ulama untuk sementara tidak salat Jumat. Ketika diganti dengan salat Zuhur sepertinya Jumat tidak tergantikan. Semoga Allah SWT bisa menerima Ibadah dan mengampuni dosaku. Amin. 

Benar-benar sulit untuk menerima kenyataan terkait dengan keyakinan yang telah diajarkan guru agama kita. Saya berusaha lepas dari masalah yang menyulitkan ini. Terus merenung apa yang di katakan para ulama dengan kondisi ini sebagai ikhtiar. 

Sudah lebih satu bulan beribadah di rumah saja. Ada yang  bisa saya dapatkan hikmah dari ibadah di tengah pandemi yang tidak biasa. Setidaknya terhindar dari sikap riyak, pamer, minta dipuji dan lain-lain. Beribadah di rumah benar-benar terasa kekuatan hablum minnala semakin dekat dengan Allah SWT.

Saat ini kita sedang mendapat ujian dari Allah SWT. Terus berdoa agar wabah ini lekas berlalu, kita segera keluar dari Masa-masa sulit ini dengan berusaha melaksanakan anjuran pemerintah yakni agar tidak mudik, selalu menjaga jarak, selalu cuci tangan, selalu pakai masker dan lain-lain. 

Saya langsung membayangkan kesulitan lainnya yang akan dihadapi ketika tidak bisa melaksanakan salat Idul Fitri nanti karena masih pandemi. Salat Ied juga tidak tergantikan. 

Sungailiat,  5 Mei 2020 /12 Ramadan 1441 H

Rustian Al'Ansori 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun