Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)
Bermaaf-maafan yang Hilang di Lebaran ini
Sementara itu pengalaman bermaaf-maafan ketika Idul Fitri tahun lalu yang rutin kami lakukan selesai salat Idul Ftri mendatangi rumah orang tua. Meminta maaf kepada emak. Namun mulai tahun ini maaf itu sudah tiada. Emak telah neninggal dunia tahun lalu beberapa hari setelah Idul Fitri. Maaf-memaafkan terakhir dengan emak pada Idul Fitri tahun 1440 H. Sedangkan untuk Idul Fitri 1441 H ini untuk pertama kali tanpa emak.
Idul Fitri tahun-tahun sebelumnya rumah emak dan ayah (meninggal dunia tahun 2008) menjadi teminal pertemuan seluruh anak, menantu dan cucu untuk saling memaafkan. Setelah itu kami menyebar ke rumah masing-masing maupun saling kunjung-mengunjungi. Terminal tempat saling bermaaf-maafan tahun ini sudah tidak ada lagi.
Meskipun tradisi bermaaf-maafan hilang dengan orang tua karena telah mendahului kita akan tetap dipertahankan. Kita yang masih hidup ketika lebaran di tengah pandemi jangan sampai putus silaturahmi. Bermaaf-maafan tidak bisa dilakukan dengan berjabatan tangan karena itu harus menahan diri guna menghindari terjangkiti Corona, dapat dilakukan dengan gestur tubuh tidak bersentuhan serta bisa dengan ucapan.
Bermaaf-maafan dapat pula dilakukan dengan sambungan telepon maupun sambungan video. Sama saja nilai maaf itu yang penting ikhlas dari hati. Meskipun pandemi kita tetap bersilaturahmi.
Sungailiat, 22 Mei 2020/ 29 Ramadan 1441 H
Rustian Al'Ansori