Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan
Risalah tentang Waktu Imsak (Berhenti Makan-Minum) Saat Akan Berpuasa
Selanjutnya, pada 27-29 Juli 2022, di kawasan Observatorium Nasional (Obsnas) BRIN di Timau, Kupang, Kemenag RI bekerjasama dengan Pusat Riset Antariksa BRIN kembali melakukan pengamatan baru. Hasilnya dipublikasikan dengan foto-foto hasil pengamatannya dan lagi-lagi menegaskan: fajar shadiq sudah muncul ketika posisi matahari -20 derajat (Lihat: https://kemenag.go.id/opini/pengukuran-fajar-di-timau-konfirmasi-kebenaran-jadwal-salat-subuh-kemenag-zd3jl7 ).
Makna imsak dan shalat fajar
Secara bahasa, imsak bermakna menahan atau berhenti melakukan suatu kegiatan apa saja. Dikaitkan dengan puasa, makna imsak adalah waktu berhenti makan-minum.
Waktu imsak itu adalah juga awal waktu shalat fajar. Dan shalat fajar adalah nama lain untuk shalat subuh. Hanya di hampir semua negara-negara Arab, warga lebih sering menggunakan shalat fajar di banding shalat subuh.
Nah, di hampir semua negara, setiap tiba bulan Ramadhan, beredar jadwal imsakiyah yang mencatumkan waktu imsak yang biasanya ditetapkan sekitar 10 menit sebelum waktu fajar (shalat subuh), dengan alasan kehati-hatian. Artinya setiap Muslim dianjurkan untuk berhenti makan-minum 10 menit sebelum adzan subuh.
Misal, jika awal waktu shalat fajar adalah pukul 04.40, maka waktu imsaknya adalah pukul 04.30. Acuan dasarnya, sebagai langkah pengamanan atau kehati-hatian.
Cuma, sependek penelusuran saya terhadap buku-buku klasik Islam di bidang tafsir, hadits-hadits Nabi dan fikhi, tidak ada satupun hadits Nabi yang memerintahkan atau bahkan sekedar menganjurkan untuk membuat jadwal imsakiyah 10 menit ataupun 5 menit sebelum waktu shalat subuh.
Dan secara pribadi, selama ini, saya tidak pernah mengikuti jadwal imsakiyah. Artinya, saat berpuasa, saya berhenti makan-minum hanya ketika tiba waktu (adzan) shalat subuh.
Kesimpulan:
Mengacu pada uraian di atas, untuk sementara, saya berkesimpulan:
- Fajar kadzib (fajar semu) yang digambarkan dalam banyak buku-buku fikhi dan tafsir lebih identik dengan fajar astronomi (astronomical twilight atau astronomical dawn), yakni ketika matahari berada pada ketinggian 18 hingga 12 derajat di bawah horizon, dan langit masih cukup gelap.
- Sementara rumusan fajar shadiq lebih identik dengan fajar nautika (nautical twilight atau nautical dawn) di kalangan pakar astronomi, yakni ketika matahari berada pada ketinggian 12 hingga 6 derajat di bawah horizon, dan langit masih cukup gelap atau remang-remang.
- Katakanlah Anda melakukan makan sahur di ruang publik, kemudian Anda imsak (berhenti makan-minum) sesuai dengan standar fajar shadiq yang ditetapkan Kemenag RI (matahari -20 derajat di bawah horizon). Dan pada saat dan tempat yang sama, Anda melihat beberapa orang Muslin lain yang masih terus makan-minum dan merokok. Jangan lantas menyalahkan mereka! Sebab boleh jadi, mereka itu mengikuti standar fajar shadiq yang 15 derajat atau bahkan 12 derajat, sehingga waktu imsaknya jauh lebih telat.
Syarifuddin Abdullah | Jakarta, 22 Maret 2024/ 12 Ramadhan 1445H