Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Penulis

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Meneladani Kisah Nabi Muhammad SAW Sang Pemberi Syafa'at

3 Mei 2021   07:40 Diperbarui: 3 Mei 2021   07:49 3742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meneladani Kisah Nabi Muhammad SAW Sang Pemberi Syafa'at
Ilustrasi Nabi Muhammad Rasulullahi Saw/sumber: iStockphoto.com

Nabi Muhammad Saw adalah Rasul terakhir sebagai penyempurna para Nabi sebelulnya. Beliau merupakan manusia sempuran Al-insanul kamil.

Meneladani Kisah Nabi Muhammad Saw merupakan keniscayaan bagi umat muslim seluruh Dunia yang pada dirinya terdapat untaian mutiara hikmah.

Rasulullah Saw sang pembawa cahaya hidayah bagi umatnya dari jaman jahiliyah menuju jaman amardhotillah, dari kegelapan menuju jalan terang benderang untuk kehidupan seluruh Alam. 

Nabi Muhammad Saw sebagai utusan Allah Swt yang terakhir yang telah mengemban risalah suci sebagai wujud nyata dari sifat Allah Swt yang maha rahman dan rahim.

Kehadiran Rasulullah Saw merupakan sebuah penyempurnaan yang paling purna untuk seluruh hamba Allah Swt dari semua kenikmatan yang telah diberikanNya kepada seluruh manusia.

Meneladani kisah-kisah Nabi dan para sahabat adalah obat bagi hati agar senantiasa mempunyai sedikit nur dari sang pembawa kedamaian tersebut.

"Wama arsalnaka illa rahmatan lil 'alamiin" (dan tiadalah Kami mengutys kamu melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam)" (QS Al-Anbiya ayat 107).

Beliau datang dengan membawa Agama Islam sebagai agama yang sempurna kebenarannya yang membenarkan dan menyempurnakan Agama-agama yang dibawa oleh para Nabi sebagai utusan Allah Swt sebelumnya agar dapat dijadikan pedoman, tuntunan dan teladan untuk para hambaNya di dalam hidup.

Begitu besar cinta dan harapan Beliau pada umatnya agar semua selamat fidunya wal akhirat. Hidup Beliau hanya diperuntukan untuk umatnya agar kiranya semua dapat naungan syafaatnya.

"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin" (QS At-taubah ayat 128).

Sebagai umat yang meneladani Nabi Muhammad Saw. Kita harus senantiasa taat, patuh dan tunduk akan syariat dan ajarannya. Apa lagi ini moment penting di bulan Ramadhan yang mana semua berkaitan dengan kisah Rasulullah dan Sahabatnya.

Hendaknya kita niatkan sebagai bukti syukur atas anugerah Allah Swt yang telah menunjukan jalan keselamatam bagi kita melalui utusanNya.

Selain itu hendaknya kita niatkan sebagai penghormatan atas kecintaan kepada Beliau dengan tujuan agar lebih banyak lagi memperoleh suri tauladan dari kisah perjuangan hidup Beliau agar dapat di implementasikan dalam sehari-hari.

Kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw haruslah diaktualisasikan dalam bentuk sikap dan perbuatan yang berorientasi kepada relegiusitas yang tinggi dengan cara meneladani dan mengikuti sunnah-sunnah Beliau.

Pasalnya, ujung dari cinta itu adalah peningkatan kualitas diri dalam pengamalan ajaran Islam yang beliau ajarkan. Agar kelak semuanya mendapatkan syafaat Beliau dan bersamanya di dalam surga.

Ketika seluruh umat manusia dalam kesulitan serta ketakutan yang luar biasa dipelataran makhsyar dalam waktu yang sangat panjang menanti keputusan Tuhan YME kemanapun mereka meminta pertolongan semuanya berkata nafsi.

Maka Nabi Muhammad Saw sebagai manusia paripurna, kekasih Allah, pemimpin para Nabi mengambil peran penting. Beliau meminta ijin untuk menghadap kepada Allah Swt. Lalu Beliau menghadap kehadirat Allah Swt bersujud kepadaNya. Kemudian Allah Swt memanggil.

"Wahai Muhammad angkatlah kepalamu dan katakan tentu perkataanmu didengar dan mintalah syafaat niscaya kamu tolong"

Kemudian Nabi Muhammad Saw bersabad: " Ya Tuhan kami berilah keputusan diantara hambaMu. Cukup lama posisi mereka dalam menunggu, masing-masing telah jelas dengan dosanya dipelataran medan hari kiamat. Lalu terdengar seruan ya benar wahai Muhammad Saw"

Kemudian Allah Swt memerintahkan surga agar berhias, semerbak aroma keharumannya tiada tara baunya bisa tercium dari jarak perjalanan lima ratus tahun. Hati terasa tersiram kesejukan, timbul semangat hidup dalam jiwa.

Kecuali bagi orang-orang yang yang amal perbuatannya buruk mereka tidak dapat mencium bau surga. Mereka lalu dicampakan kekanan Arasy.

Semoga kita semuanya kelak diyaumil akhir senantiasa mendapatka syafaatul uzmanya atas shalawat-shalawat yang secara istiqomah kita baca setiap hari. 

Innallaha Wa Malaikatahu yushaliuna ala Nabi ya Ayyuhaladziina amanu sholu alaihi wasallimu taslima.

Allahumma shali ala sayyidina wa maulana Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad. Semoga bermanfaat dan Salam..

Samhudi Bhai

Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun