Begini Tradisi Ziarah Kubur Jelang Lebaran di Kampung Brebes
Tradisi ziarah kubur dikampung Brebes Jawa Tengah sudah lama berjalan yang senantiasa dilaksanakan menjelang idul fitri 2022 kurang 1 hari setelah shalat asar.
Ziarah kubur bisa dilakukan kapan dan dimanapun sesuai keinginan dari masing-masing individu untuk mendoakan orang tua almarhum almarhumah yang telah meninggal.
Jika umumnya sring melihat sebelum bulan Ramadhan banyak orang nyekar atau tabur bunga diatas pusara masing-masing orang tuanya hal tersebut pun dapat dikategorikan dengan ziarah kubur.
Begitu pula rombongan yang sering dilihat dengan menggunakan kendaraan ke makam para wali di Indonesia, ini pun ziarah kubur.
Baik sendirian atau pun berjamaah ziarah kubur semuanya bagus dan memang dianjurkan sebagai anak yang patuh dan taat pada orang tua.
Hal ini sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim yang menyatakan bahwa ketika orang meninggal terputuslah amalnya.
"Idzaa maatabnu aadama inqotho'a 'amaluhu illa min stalasin: sjodaqotin jatiyatin au'ilmin yuntafa'u bihi au waladin sholihin yad'ulahu" (apa bila anak Adam mati maka terputuslah sudah amalnya, kecuali 3 perkara: shodaqotin jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakannya).
Beberapa hal yang dilakukan dalam ziarah kubur diantaranya adalah membaca tahlil, yasin dan kalimat dzikir yang pahalanya khusus untuk saudara yang telah meninggal.
Kemudian mendoakan untuk orang tua yang diantaranya membaca "Allahummaghir lahum warhamhum waafihi wa'fuahum" secara berjamaah dengan imam.
Mengapa tradisi ziarah kubur dilakukan menjelang lebaran? Hal ini sudah Saya tanyakan langsung kepada imam tahlil yang memimpin ziarah, menurut Kyai Ustadz Khasan Bisri agar lebih cepat di ijabah dimana kondisi para jamaah saat itu dalam kaedaan berpuasa.
Salah satu tujuannya dengan secara berjamaah tentu lebih baik dari pada sendirian. Selain itu ziarah kubur juga dapat menjadi pengingat bahwa semua yang bernafas pasti akan mati "kullu nafsin dzaiqotul maut".
Hal ini sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh imam Abu Dawud:
"Fa innaha tudzakkirul mauta" (sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan kematian).
Ziarah kubur sendiri pada awal mulanya terlarang dan tidak diperbolehkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.
Pasalnya kala itu iman seseorang khususnya yang baru masuk islam dipandang belum begiti kuat sehingga dikhawatirkan akan jatuh pada perbuatan syirik sebagaimana kebiasaan orang jahiliyah.
Mereka menyembah patung dengan meratap dan menangis juga menyembah berhala dan benda mati lainnya yang dianggap Tuhannya.
Namun hal ini setelah islam berkembang pesat dan maju serta iman kaum muslim telah kuat maka Rasulullah Saw membolehkannya.
Sebagaimana sabdanya dalam hadist shohih yang diriwayatkan oleh imam muslim yang berbunyi:
"Kungtu nahaytukum an ziarotil kuburi fazuruuha fa innaha tadzakirul aakhiroh" (Aku telah melarang kamu berziarah kubur maka sekarang ziarohlah sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan pada akhirat).
Salam..
Samhudi Bhai