Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Freelancer

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Sejarah Asal Muasal Diwajibkannya Puasa Ramadan, Muslim Harus Tahu

12 Maret 2024   02:43 Diperbarui: 12 Maret 2024   03:18 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejarah Asal Muasal Diwajibkannya Puasa Ramadan, Muslim Harus Tahu
Sejarah puasa Ramadan. Photo by Anna Tarazevich/pexels.com

Ibnu Katsir, di dalam kitabnya menyatakan bahwa ibadah puasa sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS selama tiga hari setiap bulan sepanjang tahun.

Menurut riwayat lain, dikatakan bahwa Adam berpuasa pada 10 Muharam sebagai rasa syukur karena bertemu dengan sang istri, Siti Hawa, di Arafah.

Ada pula yang menyebutkan bahwa Nabi Adam berpuasa selama satu hari semalam pada waktu Allah menurunkannya ke bumi dari taman surga.

Dalam catatan lainnya, disebutkan bahwa Nabi Adam berpuasa 40 hari 40 malam setiap tahun. Pendapat lainnya mengatakan Adam melaksanakan puasa dalam rangka mendoakan putra-putrinya.

Lebih jauh, ada pula yang menjelaskan, puasa Nabi Adam AS dilakukan pada hari Jumat guna mengenang beberapa peristiwa penting, antara lain diciptakan dirinya oleh Allah, hari diturunkannya ke bumi, serta diterimanya taubat Nabi Adam oleh Allah.

Walaupun di dalam Al-Qur'an maupun hadist Rasulullah tidak dijelaskan bagaimana bentuk puasa Nabi Adam dan generasi sepeninggalnya, tetapi ada petunjuk bahwa agama-agama yang dibawa oleh para Rasul terdahulu merupakan agama monoteisme yang mengajarkan kepercayaan (Tauhid) pada keesaan Tuhan (Allah).

Berkenaan dengan puasa Ramadan, menurut Syekh Wahbah az-Zuhaili, kewajiban puasa Ramadhan bagi umat Nabi Muhammad mengandung begitu banyak faedah, baik manfaat empiris maupun spiritual.

Pelaksanaan puasa adalah bentuk ketaatan terhadap perintah Allah, yang bisa menjauhkan umat Muslim dari siksaan Allah Ta'ala, karena puasa merupakan sarana penebus dosa.

Selain itu, puasa juga menjadi sarana pendidikan moral yang dapat melahirkan perangai-perangai luhur bagi yang menunaikannya.

Lebih jauh, Syekh az-Zuhaili melanjutkan bahwa puasa dapat menjadi alat yang ampuh untuk memerangi hawa nafsu.

Puasa juga mengajarkan kejujuran, kesabaran, kedisiplinan, dan menjernihkan pikiran seseorang. Dalam konteks hubungan terhadap sesama manusia, puasa pada akhirnya menumbuhkan rasa kasih sayang dan persaudaraan yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun