Saris D Pamungki
Saris D Pamungki Wiraswasta

Beda Tapi Tak Sama dan sendiri nyali teruji, dua kata buat penyulut semangat diri

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Latih (juga) Mata untuk Puasa

4 Mei 2020   06:47 Diperbarui: 4 Mei 2020   07:13 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hakekat berpuasa adalah menahan diri agar dicapai Keimanan yang berkualitas (Muntaqin). Istilah Menahan Diri akan lebih luas cakupannya. Akan tetapi, unsur utama dalam hal Menahan Diri ada dua, yaitu secara dhahir/lahir dan bathin/ghaib.

Jalaludin Rumi pernah menulis epik tentang dua kata tersebut. Eksotis sekali, Rumi membahas makna puasa menuju kesempurnaan.

Yakni :

Puasa menurut Tasawuf adalah seseorang yang melakukan Imsak (Menahan Diri) dari selain Allah (bathin) dan zahir-nya adalah tidak makan dan tidak minum.

Bagaimana anda menyikapi kata-kata dari Penyair terkenal dari Persia ini?

Tidaklah mudah menjalankan ibadah puasa, bukan saja ketika di Bulan Ramadan, niatan puasa di luar bulan inipun harus benar-benar dijalankan, lahir-bathin.

Jika, sekedar berbagai macam makanan yang terlihat oleh mata saja kita kalap, lantas muncul pertanyaan, Sudah sampai tingkatan mana kita berpuasa?

Harusnya kita malu. Berusahalah untuk melatih mata untuk ikut berpuasa. Ramadan inilah waktu yang pas untuk melatih kesehatan penglihatan kita, demi bersihnya rohani.

Panca indera memang diuji selama menjalankan ibadah puasa, justru disitulah kesempatan kita meraih kemenangan terbuka lebar. Mata, mulut, telinga, hidung hingga perasa (bathin). 

Mulai sekarang saya dan anda harus mampu me-manajemen dan merefresh ulang polah tingkah untuk lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun