Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Guru

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Melarisi 4 Penjual Takjil Ini, Dapat Pahala Besar di Bulan Ramadan

17 Maret 2024   04:07 Diperbarui: 17 Maret 2024   06:19 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melarisi 4 Penjual Takjil Ini, Dapat Pahala Besar di Bulan Ramadan
Ilustrasi Lansia Penjual Takjil (sumber : Tribun Jogja)

Ramadan tahun lalu, saya punya langganan penjual takjil jika hendak berburu snack untuk berbuka puasa, penjual takjil langganan saya ini adalah seorang nenek yang sudah sangat tua, ia menjual 'lenjongan', yaitu kudapan-kudapan manis yang terdiri dari kelepon, ketan dan lainnya. Bisa dikatakan, lapak dagangannya tidaklah terlalu ramai oleh para pemburu takjil, dikarenakan lapaknya tidak berada di letak yang strategis, lapaknya menyendiri di belakang pasar dan agak tertutupi pohon, sehingga sepintas tak terlihat dari jalan raya.

Berbeda dengan penjual takjil lainnya, yang berjualan di depan pasar, kondisinya jauh lebih ramai dan lebih laris. Saya lebih memilih 'melarisi' dagangan nenek penjual lenjongan ini, dikarenakan selain lenjongannya enak, juga karena merasa iba melihat kondisi sang nenek yang sudah renta, tetapi masih punya semangat untuk mencari rejeki. Namun sayang, tahun ini saya tak bisa bertemu beliau, lapaknya sudah tak bisa temukan lagi, info dari masyarakat sekitar beliau sudah meninggal beberapa bulan yang lalu, doa pun teruntuk padanya semoga amal ibadahnya diterima Allah.

Kebanyakan dari kita, dalam berburu hidangan takjil selalu mencari tempat penjual yang ramai oleh pembeli, dengan asumsi bahwa jika ramai, pasti dijamin rasanya enak. Momen berburu takjil seakan seperti hendak memuaskan hawa nafsu membalas rasa lapar pada saat berbuka puasa, kita kadang lupa bahwa bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk berbuat kebajikan, karena segala amalan kita akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah, maka dari itu dalam mencari hidangan takjil kita pun sebenarnya bisa mendapatkan ganjaran pahala dengan melarisi beberapa jenis penjual takjil.

Tahukah anda ada beberapa jenis penjual takjil, yang apabila kita melarisi dagangannya, maka justru kita akan mendapatkan pahala yang besar, berikut 4 jenis penjual takjil tersebut

Keluarga Sendiri

Jikalau ada anggota keluarga besar  anda seperti paman, bibi, keponakan atau kerabat lainnya yang pada kesempatan bulan Ramadan ini, mereka mencari tambahan rejeki dengan berjualan takjil makanan atau minuman untuk berbuka, maka wajib bagi anda untuk melarisi dagangannya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW,"Sebaik-baik kalian adalah yang berbuat baik kepada keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku." (HR Tirmidzi).

Upaya anda melarisi takjil buatan kerabat anda atau bahkan membantu mempromosikannya, merupakan bentuk dari tindak nyata anjuran Rasulullah untuk selalu berbuat kebaikan terhadap kerabat keluarga kita yang sedang berikhtiar.

Membantu kerabat keluarga yang sedang ikhtiar berjualan takjil kecil-kecilan, sebenarnya juga bisa dimaknai sedekah terhadap mereka, dan makna sedekah terhadap keluarga kita juga merupakan simbol memperpanjang tali silaturahmi, sebagaimana daari Uqbah bin Abi Mu'ith, Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah kepada muslim adalah sedekah, sedangkan kepada kerabat (keluarga) adalah sedekah dan silaturahim." (HR Tirmizi dan Nasai).

Maka dari itu pembaca yang dirahmati Allah, upayakan untuk terlebih dahulu melarisi dagangan takjil yang dijajakan oleh kerabat atau keluarga anda, agar kita termasuk golongan dari Nabi Muhammad SAW yang selalu berbuat baik dengan keluarganya, sehingga upaya membantu usaha jualan takjil dari kerabat kita bisa bernilai pahala lebih di bulan Ramadan.

Tetangga Kita

Cobalah anda tengok ke lingkungan anda bertempat tinggal, apakah ada tetangga anda yang turut menjajakan dagangan takjil pada bulan Ramadan kali ini, jika ada maka wajib pula anda untuk melarisinya atau bahkan mempromosikan lewat berbagai media, karena apa yang anda lakukan ini adalah juga upaya dalam memuliakan tetangga, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya." (HR Muslim).

Pentingnya menjaga hubungan baik dengan tetangga, merupakan anjuran yang seringkali Rasulullah katakan kepada para sahabat, dimana dalam suatu kesempatan dari Abdullah bin Amr ra, bahwa Nabi Saw bersabda, "Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya." (HR at-Tirmidzi).

Maka dari itu pembaca yang budiman, upayakanlah untuk sering-sering melarisi takjil yang dijajakan oleh tetangga anda, karena upaya kebaikan tersebut akan bernilai pahala yang berlipat di bulan Ramadan penuh berkah ini.

Penjual Lansia

Sebagaimana kisah prolog tulisan saya kali ini, upayakanlah anda untuk berusaha mencari penjual takjil yang sudah tua renta atau lansia, kalau anda punya rejeki berlebih, jika perlu anda borong semua jajanan takjilnya, karena biasanya mereka tidak terlalu banyak menjajakan takjil.

Upaya ini adalah juga bentuk menghormati para lansia yang masih berikhitiar mencari rejeki di usia lanjut, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Bukan termasuk golongan kami mereka yang tidak menghormati orang-orang lanjut usia di antara kami" (HR. Ahmad dan HR Tirmidzi)

Bisa saja, mereka berjualan takjil, hanya untuk sekedar menyambung hidup, jadi momentum Ramadan ini, bisa kita manfaatkan untuk melarisi dagangan takjilnya sebanyak-banyaknya dan membagikan kepada orang lain, usaha ini merupakan bentuk kita memuliakan para lansia yang tetap berjuang mencari sesuap nasi, seperti yang disabdakan Nabi Muhammad SAW, "Sesungguhnya termasuk dalam pengagungan terhadap Allah Ta'ala adalah memuliakan orang-orang lanjut usia yang muslim" (HR. Abu Dawud).

Sungguh hal ini jelas akan memurnikan hati kita, karena membantu usaha para lansia sudah pasti akan mendapat ganjaran pahala yang luar biasa dari Allah di bulan Ramadan ini.

Penjual Dari Panti Asuhan

Jika anda sedang mencari takjil, cobalah untuk melihat-lihat di area depan panti asuhan dekat lingkungan anda, biasanya terkadang anak-anak yatim piatu yang tinggal di situ juga menjajakan takjil buatan mereka sendiri.

Jika kita melarisi takjil dagangan mereka, maka secara tidak langsung kita pun menyantuni penghidupan mereka, karena mereka berupaya mengais rejeki dengan cara berjualan takjil pada momentun Ramadan, sebagaiman dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa memperbanyak menyantuni anak yatim, maka Allah akan memperbanyak keberkahan dalam hidupnya."  Artinya jika membantu melarisi takjil yang dijajakan anak yatim piatu, maka insyaAllah pintu berkah anda akan terbuka lebar pada bulan Ramadan yang suci ini.

Upaya anda ini juga bisa saja membantu penghidupan anak yatim piatu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, dan ketahuilah hal tersebut juga bermakna kita pun memuliakan Nabi Muhammad SAW yang sewaktu kecilnya juga berstatus anak yatim piatu, sebagaimana dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang memberi makan anak yatim, maka baginya seperti dia memberi makan aku dan orang yang memberi minum kepada mereka, maka baginya seperti dia memberi minum aku."

Maka dari itu para pembaca yang dirahmati Allah, upayakanlah untuk membeli takjil  dari anak yatim piatu yang biasa dijajakan di depan panti asuhan mereka, karena hal tersebut akan membuka pintu berkah bagi kita pada momen Ramadan penuh rahmat ini.

Marilah para pembaca Kompasiana yang dirahmati Allah SWT, pada kesempatan Ramadan kali ini, jadikan waktu ngabuburit berburu takjil tidak semata-mata upaya yang penuh hawa nafsu membalas rasa lapar dahaga sewaktu puasa, tetapi justru bisa berarti amalan yang bernilai pahala di mata Allah dengan melarisi dagangan takjil yang dijajakan dari keluarga kita, tetangga kita, para lansia serta anak yatim piatu. Semoga Bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun