Waspada Bahaya Penyakit Ain Sosial Media di Bulan Ramadan
Menjelang kepulangan sekolah, tampak beberapa guru perempuan di sekolah kami tampak asyik membicarakan gosip artis yang viral di sosial media. Artis yang dimaksud terkenal aktif memperlihatkan pencapaian dan aktifitas kesehariannya yang diraihnya di platform sosial medianya, entah itu si artis sedang merenovasi rumah mewahnya, bingung memilih mobil mewah yang mau dibelinya hingga aktifitas memburu takjilnya yang dijadikan konten pada akun sosial medianya.
Trend para artis-artis atau para pesohor yang membuat konten 'pamer' harta yang dimiliki atau aktifitas kesehariannya cukup jamak kita lihat dalam dekade terakhir. Demi meraih cuan lewat sosial medianya, mereka membuat konten sebanyak-banyaknya , imbasnya banyak masyarakat yang menirunya dengan membuat konten atau postingan yang memamerkan harta atau pencapaian di akun sosial medianya.
Padahal perilaku ini sudah diperingatkan oleh Rasulullah SAW, dimana kita tidak boleh memamerkan sesuatu dari kita secara berlebihan, sehingga mungkin bisa membuat orang lain yang melihatnya menjadi racun iri dengki, hingga akhirnya terucap melaknat orang yang pamer tersebut, dan bisa saja laknat yang terucap bisa menjadi kenyataan. Perihal ini di jaman Rasulullah, disebut penyakit Ain, dimana Nabi Muhammad SAW bersabda, "Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh 'ain itu yang bisa." (HR. Muslim No. 2188).
Orang yang terkena penyakit ain akan mengalami gangguan kejiwaan bahkan mungkin saja mengarah kematian. Sebagaimana dijelaskan oleh Al Lajnah Ad Daimah dalam fatwanya sebagai berikut:
"Ain dari kata 'aana - ya'iinu yang artinya: terkena sesuatu hal dari mata. Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, lalu diikuti oleh respons jiwa yang negatif, lalu jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan racunnya kepada yang dipandang tersebut.
Jika kita melihat dari kacamata sosial budaya, kebiasaan memamerkan apa yang dimilikinya di sosial media secara berlebihan, memang bisa membuat permasalahan psikologis, seperti rasa tidak tenang, takut tersaingi bahkan hingga gangguan kejiwaan karena haus akan pengakuan dari pihak lainnya, dan inilah Ain yang dimaksud oleh Rasulullah di jaman modern, jika gangguan kejiwaan sudah terlalu akut, bukan tidak mungkin masalah psikis bisa muncul dari hal tersebut.
Di bulan Ramadan, budaya pamer di sosial media, bukannya malah mereda, namun justru malah makin menggila dan meluas di masyarakat. Bulan puasa yang seharusnya menjadi waktu untuk beribadah dengan tawadhu', malah justru menjadi ajang pamer postingan-postingan apa yang mereka miliki, karena banyak diantara masyarakat yang memiliki rasa gengsi tinggi jika menjelang lebaran tiba tentang apa yang sudah mereka raih selama setahun.
Lalu, apa yang harus kita lakukan agar tidak terkena dan menjadi penyebab penyakit Ain, berikut 4 hal yang kiranya dapat kita lakukan pada akun sosial media kita selama bulan puasa.
Stop Postingan Hidangan Berbuka
"Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain." (HR. Muslim No. 2865)
Kutipan hadis di atas memberikan penekanan agar kita tidak boleh overproud atas apa yang kita miliki, dalam konteks Ramadan, banyak diantara kita yang sering memposting memamerkan hidangan buka puasa di sosial media, sehingga mungkin saja ada orang yang bisa iri atas hal tersebut, hingga muncul penyakit ain diantara mereka.