Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Guru

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Waspada Bahaya Penyakit Ain Sosial Media di Bulan Ramadan

30 Maret 2024   06:03 Diperbarui: 30 Maret 2024   06:33 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspada Bahaya Penyakit Ain Sosial Media di Bulan Ramadan
Ilustrasi Penyakit Ain Sosial Media (sumber : Depositphotos)

Sebagian ulama menyatakan bahwa perihal memposting makanan di sosial media hukumnya makruh, artinya akan sangat jauh lebih baik, agar tidak memamerkan makanan yang kita miliki kepada khalayak umum. Banyak postingan pada saat bulan puasa yaitu orang memamerkan takjil apa saja yang mereka beli secara berlebihan dan hal tersebut adalah sesuatu yang tidak begitu penting untuk ditampilkan.

Maka dari itu, marilah kita menghentikan postingan memamerkan makanan yang kita miliki di sosial media, kecuali kita memposting barang dagangan takjil yang akan dijajakan, justru hal tersebut tak mengapa jika dilakukan.

Stop Postingan Pencapaian Duniawi

Kita sering melihat postingan sosial media menjelang lebaran, tentang pencapaian atau harta yang dimiliki, dan trend ini kita sering menyebutnya dengan istilah 'flexing', penyakit Ain di era modern ini memang sangat meresahkan diantara kita, dan parahnya para artis-artis kondang melestarikan budaya buruk ini secara berlebihan, dan hal yang memperhatinkan banyak masyarakat menyenangi konten-konten ini, padahal tayangan-tayangan tersebut banyak tidak mendidik dan bisa menimbulkan penyakit iri, dengki hingga sombong, Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi. Ada seseorang yang bertanya: Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus? Beliau menjawab: Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain."

Dari konteks hadis tersebut, bisa kita ambil hikmahnya untuk konteks jaman sekarang, agar kita tidak mudahnya memposting memamerkan harta yang kita miliki, karena bisa saja hal tersebut bisa menimbulkan perasaan meremehkan orang lain, sebagaimana sabda Rasulullah SAW. Jadi marilah kita, menghentikan postingan-postingan tentang pencapaian atau harta yang kita miliki, agar tidak muncul penyakit Ain.

Membatasi Membuka Sosmed

"Pandangan adalah panah dari panah-panah Iblis, siapa yang meninggalkannya (menjaga pandangannya) karena takut kepada Allah Ta'ala, Allah akan memberinya keimanan yang akan dirasakannya manis dan indah dalam hatinya." (HR Ahmad dan Ath-Thabrani.)

Hadis di atas sangat relevan sekali dengan konteks perilaku sosial media di jaman sekarang, dimana jika suka melihat konten-konten yang tidak bermanfaat seperti postingan 'sampah' artis-artis yang memamerkan harta-hartanya secara berlebihan, justru hal tersebut merupakan perilaku setan yang merasuk ke dalam diri kita.

Maka dari itu, di bulan Ramadan yang suci ini, sudah saatnya kita mengikrarkan diri untuk membatasi penggunaan sosial media, dan menggunakanya  untuk hal-hal yang penting saja, tidak dihabiskan untuk melihat postingan reel, story atau video pendek yang sangat menghabiskan waktu, agar kita tidak terjebak pada perilaku setan yang tidak kita sadari.

Sibukkan Diri Dengan Target Ibadah

Tips paling mujarab agar kita tidak terjebak dengan aktifitas sosial media yang tak penting selama bulan puasa adalah mensibukkan diri pada target-target ibadah yang ingin dicapai, sehingga diharapkan waktu dan energy yang dihabiskan hanya tertuju pada peningkatan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Target-target ibadah seperti shalat-shalat sunnah yang tak bolong, tarawih setiap malamnya, khatam Al Quran sebanyak-banyaknya, dzikir serta shalawat sepanjang-panjangnya hingga iktikaf tentunya merupakan aktifitas yang harus kita tingkatkan selama bulan Ramadan, sehingga kita pun akhirnya menjadi jarang membuka hal-hal tak penting pada sosial media.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Allah memerintahkan kita untuk berpuasa di bulan Ramadan, agar supaya kita menjadi manusia yang taqwa, manusia yang mengetahui mana yang benar, dan mana yang bathil, seyogyanya kita menjadikan momen ini untuk menjauhi hal-hal yang dapat menurunkan ketaqwaan kita seperti membuat atau melihat postingan-postingan pamer pencapaian diri yang kiranya bisa menimbulkan penyakit Ain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun