Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022
Tradisi Membangunkan Sahur, Jangan Lupa Perhatikan Waktu dan Kondisi Lingkunganmu!
Sahur merupakan salah satu sunnah dalam berpuasa. Ketika kita berbuka di waktu maghrib dan berpuasa lagi di pagi harinya, tubuh membutuhkan nutrisi dalam menjalani aktivitas, salah satu cara agar nutrisi itu tetap terjaga adalah dengan makan sahur.
Sahur sendiri dapat diartikan sebagai aktivitas mengonsumsi makanan atau minuman pada dini hari bagi yang melaksanakan puasa. Walau hanya minum air segelas, atau hanya makan 1 kurma, itu sudah termasuk sahur. Tak ada makanan khusus atau jumlah batas makanan ketika sahur.
Kalau sunnah, berarti nggak sahur boleh dong?
Walau sunnah, sahur termasuk dalam sunnah yang dianjurkan. Banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan ketika makan sahur, seperti; Menambah energi tubuh untuk melakukan aktivitas di siang hari, menjadi sumber energi utama dalam tubuh, dan juga dapat mencegah penyakit seperti jantung, stroke, dan diabetes yang disebabkan oleh sindrom metabolik.
Dalam agama, sahur juga menjadi pembeda antara puasa umat islam dan puasanya ahlul kitab. Sebagaimana sabda nabi dalam haditsnya :
"Pembeda antara puasa kita dengan puasanya ahli kitab adalah makan sahur" [Hadits Riwayat Muslim 1096]
Tradisi Sahur
Setiap menjelang sahur, pasti akan ada tradisi membangunkan sahur. Di setiap daerah dan negara pasti memiliki tradisi membangunkan sahur yang berbeda-beda.
Misalnya, di Mesir, ada satu profesi khusus yang hanya ada di bulan Ramadan. Ya! profesi ini bernama Musaharty, yang bertugas membangunkan sahur. Cara membangunkannya adalah dengan memukul gendang kecil dan berkeliling kampung memanggil nama-nama orang di tiap rumah yang ia lewati.
Di Indonesia sendiri, setiap daerahnya mempunyai tradisi sahur tersendiri. Umumnya, dilakukan dengan membangunkan lewat toa masjid, juga berkeliling kampung dan berteriak "Sahur ... sahur.". Ada yang sambil bernyanyi, memukul gendang, atau hanya berteriak saja.
Bicara soal tradisi membangunkan sahur, apakah tradisi ini memang benar-benar diperlukan? Bagaimana cara yang tepat untuk membangunkan sahur?
Mari kita bicara soal dampaknya terlebih dahulu. Ada berbagai dampak positif yang kita dapatkan dalam tradisi membangunkan sahur, mulai dari membuat orang-orang tidak kesiangan bangun sahur hingga membuat suasana sahur jadi lebih seru dan bersemangat.
Namun di lain sisi, Jika cara membangunkan sahur yang dilakukan tidak tepat, ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan, seperti :
- Mengganggu orang non-muslim yang sedang tidur
- Mengganggu orang yang baru tidur di dini hari karena baru pulang kerja
- Kalau terlalu lama, bisa mengganggu orang-orang yang sedang beribadah di dini hari, seperti ibadah Tahajjud, baca Al-Qur'an, dan membaca zikir-zikir.
Maka dari itu, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan ketika melakukan tradisi membangunkan sahur. Apa saja?
Yuk simak, ini 3 hal yang wajib kamu perhatikan ketika membangunkan sahur!
1. Perhatikan kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan wajib untuk kamu perhatikan ketika ingin melakukan tradisi membangunkan sahur. Jika di lingkunganmu mayoritasnya beragama islam, maka tradisi tersebut tak kan menjadi masalah. Hanya saja, jika di lingkunganmu ada tetangga non-muslim, bisa saja orang tersebut akan terganggu, karena dini hari adalah waktu dimana banyak orang yang masih tertidur.
Salah satu langkah yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mendata dan mengetahui dimana saja rumah orang non-muslim di lingkunganmu. Ketika melewati rumah tersebut, sebaiknya hentikan dulu teriakanmu atau hentikan dulu aktivitas membangunkan sahur. Ketika kamu sudah jauh dari rumahnya, maka kamu boleh kembali membangunkan orang-orang sahur.
Ada baiknya juga, ketika Ramadan tiba, pihak RT atau para pemuda yang membangunkan sahur meminta izin kepada orang non-muslim bahwa di setiap dini hari akan ada aktivitas membangunkan sahur. Jadi, ketika kamu melakukan aktivitas tersebut, tetangga non-muslimmu jadi tak terganggu.
2. Perhatikan cara membangunkannya
Banyak orang yang merasa terganggu dengan cara membangunkan sahur yang kurang tepat. Seperti, teriak-teriak sambil bernyanyi dan tertawa dengan keras. Hal itu bisa membuat anak-anak, khususnya bagi yang memiliki anak bayi, akan terbangun dan menangis karena suara mengganggu tersebut.
Gunakanlah cara yang baik dan bijak dalam menggunakan sahur. Boleh bernyanyi ataupun teriak, tapi juga harus menggunakan bahasa yang sopan serta harus tahu waktu. Jangan teriak terlalu lama di depan rumah orang yang dibangunkan, secukupnya saja dan jangan berlarut-larut.
Pahami juga kondisi rumah yang sedang kamu bangunkan. Jika di dalamnya ada balita, maka sebaiknya kamu cukup bangunkan dengan mengetuk pintunya atau membangunkannya dengan nada yang tak terlalu tinggi.
3. Perhatikan waktunya
Ada beberapa orang yang membangunkan sahur terlalu dini sehingga membuat orang yang baru saja tidur merasa terganggu. Di lingkungan saya, pernah ada yang membangunkan sahur jam 2 pagi, padahal waktu subuh masih 2 jam lagi, dan akhirnya membuat keluarga kami menjadi bangun terlalu awal dan tidur ketika subuh.
Waktu yang tepat untuk membangunkan sahur adalah 1 jam atau 30 menit sebelum waktunya habis. Mengapa? Karena aktivitas sahur sendiri disunnahkan untuk dilakukan di akhir waktu. Sebagaimana sabda nabi dalam haditsnya :
"Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu melaksanakan shalat. Anas berkata, Aku bertanya kepada Zaid: "Berapa jarak antara adzan dan sahur ?". Dia menjawab : 'seperti lama membaca 50 ayat'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Itulah 3 hal yang perlu kamu perhatikan ketika ingin melakukan tradisi membangunkan sahur.
Dengan mengetahuinya, kamu dan teman-temanmu bisa membuat tradisi membangunkan sahur menjadi lebih tepat dan nyaman bagi semua orang. Orang-orang juga bisa bangun sesuai waktunya, tidak terlalu awal dan juga tidak kesiangan.
Jadi, yuk lakukan tradisi ini dengan bijak!