Selvia Indrayani
Selvia Indrayani Guru

Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Pentingnya Keseimbangan Hablum Minannas dan Hablum Minallah dalam Hidup

20 April 2022   21:18 Diperbarui: 20 April 2022   21:24 4506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya Keseimbangan Hablum Minannas dan Hablum Minallah dalam Hidup
dok.risalahislam.com

Ramadan identik dengan puasa dan ibadahnya. Di bulan inilah, pahala akan dilipatgandakan dan doa-doa akan dikabulkan. Maka tidaklah mengherankan jika banyak umat Islam yang memperbanyak amal dan ibadah di bulan penuh berkah ini. 

Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan kepada sesama umat manusia selama Ramadan merupakan contoh cerminan dari Hablum Minannas. Misalnya saja sedekah yang dilakukan kepada sesama yang membutuhkan.

Berdasarkan Klikbmi.com, Islam memiliki ajaran yang membentangkan dua bentuk hubungan  harmonis yang akan membawa kemuliaan dan keselamatan manusia di sisi Allah subhanahu wata'ala, yaitu:

  1. Tata hubungan yang mengatur antara manusia dengan Tuhannya dalam hal ibadah (ubudiyah) atau yang populer dikatakan dengan Hablum Minallah.
  2. Tata hubungan yang mengatur antara manusia dengan makhluk yang lainnya dalam wujud amaliyah sosial.

Hablum Minallah merujuk pada hubungan  manusia dengan Allah. Bagaimana manusia melakukan kewajibannya seperti salat dan puasa. Dalam hal ini, manusia merasa bergantung kepada Allah sehingga senantiasa selalu berdoa dan berdzikir karena mengandalkan pertolongan Allah dalam kehidupannya.

Hablum Minannas merujuk pada hubungan manusia dengan sesamanya. Sebagaimana manusia adalah makhluk sosial, pastinya perlu ada komunikasi dengan sesama. Secara khusus, manusia dapat memberikan kebaikan bagi sesama umat. 

Pada bulan Ramadan ini, sangat tampak usaha manusia untuk berbuat baik bagi sesama. Tidak ada salahnya karena  bulan penuh berkah ini diyakini memiliki pahala berlipat. Namun, sejatinya perbuatan baik ini tidak hanya dapat dilakukan di bulan Ramadan saja. Setiap saat, manusia dapat melakukan kebaikan bagi sesamanya.

Hablum Minallah dan Hablum Minannas bagaikan dua sisi mata uang. Jika salah satu tidak ada, maka serasa berkurang nilainya atau bahkan tiada artinya. Selama masih diberikan kepercayaan untuk berkarya di dunia, manusia wajib menjaga hubungan secara vertikal dan secara horisontal ini.

Hablum Minallah menjadikan keimanan seseorang kian teguh dan kuat saat menghadapi masalah kehidupan. Sebagai manusia, pastinya tidak luput dari masalah. Hubungan secara vertikal antara Sang Pencipta dan ciptaanNya sangat terasa di saat ciptaan tersebut datang dan sujud di dalam doa.

Hablum Minannas menjadikan kehidupan seseorang kian  berarti. Sikap derma atau amal yang diberikan kepada sesama, merupakan salah satu kebaikan yang pada akhirnya kembali kepada diri sendiri.

Hubungan vertikal dan horisontal ini diharapkan tidak mengalami ketimpangan. Apa jadinya jika seseorang hanya berdoa saja, tetapi tidak melakukan kebaikan dalam hidupnya. Terhadap Sang Penciptanya, ia sangat dekat dan bahkan rajin berdoa, tetapi tutur kata atau tingkah lakunya seringkali menyakiti sesama.

Keseimbangan antara kedua hal ini dapat kita cermati pada diri sendiri. Bagaimana kita memiliki kedekatan dengan Sang Pencipta dan ciptaanNya. Selama masih hidup di dunia, maka manusia pasti masih membutuhkan hal-hal duniawi seperti makan, tempat tinggal, dan pakaian. Untuk itu, manusia harus berusaha (kerja) agar kebutuhannya terpenuhi. Namun, apa jadinya jika seseorang hanya bekerja dan menjadi berhasil tanpa kedekatan dengan Sang Pencipta?

Bagi seseorang yang memiliki hubungan baik dengan sesama dan senantiasa melakukan kebaikan, tentunya tidak dapat mengandalkan kekuatan diri sendiri. Ia juga tidak bisa mengandalkan kekuatan manusia lain. Ada hal-hal yang tidak dapat manusia lakukan, tetapi Allah sanggup melakukannya. 

Dari sinilah manusia diajarkan untuk senantiasa memiliki keseimbangan dalam hidup. Kedekatan dengan Sang Pencipta itu adalah hal wajib. Namun, kedekatan dan perbuatan baik dengan sesama juga tidak dapat diabaikan. 

Setelah sebulan berpuasa, umat Islam akan tiba waktunya untuk merayakan hari raya kemenangan. Hari yang telah dinantikan untuk saling bermaaf-maafan. Ini sebagai salah satu bukti bahwa hubungan manusia dengan pencipta serta hubungan manusia dengan sesamanya perlu ada keseimbangan.

Selamat menyongsong hari raya kemenangan. Tetap semangat bagi teman-teman yang menjalankan puasa. Kiranya kita senantiasa dimampukan menjadi pribadi yang berguna bagi nusa bangsa dan sesama. 

Akhir kata, mohon maaf jika ada kekurangan dalam penulisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun