Git Agusti
Git Agusti Freelancer

Suka menulis apapun yang diinginkan untuk ditulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Jaga Hati dan Jaga Jari di Bulan Puasa

17 Mei 2019   20:38 Diperbarui: 17 Mei 2019   21:08 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jaga Hati dan Jaga Jari di Bulan Puasa
sumber: istimewa

Dengan media sosial, orang dapat dengan mudah untuk saling, menciptakan interaksi, berbagi ragam hal, membuat dan memperluas jaringan, dan berbagai kegiatan lainnya termasuk memanfaatkannya sebagai salahsatu penunjang penting dalam pekerjaan yang digelutinya.

Media sosial mengubah cara pandang banyak orang terhadap komunikasi yang biasanya harus dilakukan dengan kontak langsung. Namun tidak lagi demikian dengan terciptanya sistem yang membuat komunikasi bisa ditingkatkan dalam cara yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Di mana setiap orang dapat kembali menemui teman yang sudah lama tidak berjumpa, bertegur sapa dengan kerabat dan anggota keluarga yang jarak tempat tinggalnya bahkan sangat jauh berbeda negara sekalipun.

Media sosial menjadikan seseorang dapat memiliki banyak teman baru ketika di tempat tinggalnya sendiri temannya hanya dalam hitungan jari. Untuk beberapa orang media sosial menjadi tempat bertemu dengan jodoh yang diinginkan. Semua karena media sosial yang memiliki banyak manfaat yang seringkali membuat orang merasa mendapatkan kehidupan yang lebih baik dibanding sebelumnya.

Namun demikian, media sosial ternyata bagaikan pisau bermata dua, memiliki dampak positif namun dibayang-bayangi dengan dampak negatif yang mengkhawatirkan. Bagaimana tidak?

Media sosial menjadi tempat yang efektif untuk menjadi media penyebaran informasi yang begitu cepat. Dengan hebatnya dalam waktu beberapa menit setelah suatu kejadian berlangsung, kita telah bisa mendapatkan informasi tersebut. Tentu pada dasarnya sistem seperti ini sangat bermanfaat bagi manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di era digital seperti sekarang ini. Namun lain halnya ketika media sosial dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak menggunakan media sosial sebagaimana harusnya.

Di tangan orang-orang yang tidak bijak, media sosial menjadi semacam tempat sampah yang digunakan untuk menyalurkan keluh kesah tentang kehidupan pribadi yang seharusnya tidak diketahui orang lain karena merupakan aib. Bagaimana media sosial menjadi alat senjata bullying bagi para pelaku bullying tanpa ampun. 

Sindir menyindir, menghina, menyudutkan bahkan meyerang orang yang tidak disukai bahkan untuk orang yang sama sekali belum pernah ditemuinya di dunia nyata. 

Belum lagi saat ini seringkali media sosial dijadikan sebagai tempat untuk membohongi orang lain dengan menyebarkan hoax yang seringkali berakhir dengan menyudutkan pihak-pihak tertentu baik secara pribadi maupun kelompok. Diperparah dengan si pengguna lugu dan seringkali mudah terprovokasi kemudian menyebarkannya tanpa mengkaji kebenaran informasi yang didapatkannya terlebih dahulu dan berperan menjadi penyebar hoax.

Lantas apa hubungannya bulan puasa dengan media sosial?

Media sosial dapat menjadi cermin bagi kehidupan seseorang. Menjadi cerminan karakter dan sifat dari orang tersebut dengan memperhatikan apa yang ditulis, apa yang dibagikan, bagaimana cara dia menanggapi kiriman orang lain, bagaimana caranya berkomentar atas apa yang disukai dan apa yang bersebrangan dengan pendapatnya, bagaimana sebenarnya dia berkata tentang keluarga, sahabat, teman, rekan kerja, kolega dan tetangganya di status yang dibagikannya, serta apa yang dituliskan dalam kiriman-kirimannya mengenai setiap hal yang ditemuinya dalam berinteraksi di dunia nyata. 

Membagikan kebaikan, motivasi, dukungan, hinaan, gunjingan bahkan umpatan-umpatan yang menggambarkan ketidaksukaan terhadap sesuatu atau seseorang. Semua terlihat dengan jelas dan terekam dengan baik secara digital yang sewaktu-waktu dapat dibuka kembali oleh siapapun yang menginginkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun