Jaga Hati dan Jaga Jari di Bulan Puasa
Kembali pada makna berpuasa, menahan diri dari segala sesuatu yang tidak baik bagi diri baik secara lahir maupun batin. Memperbaiki akhlak dan mengubahnya ke arah yang lebih baik.
Dengan berpuasa, diharapkan seseorang yang tadinya selalu membiarkan dirinya untuk dengan mudah berkata tidak baik di media sosial kemudian di bulan puasa ini dapat meredamnya. Kebiasaan buruk yang tadinya seringkali membagikan informasi dan kiriman provokatif tanpa diketahui kebenarannya lalu dapat menghilangkan kebiasaan buruk tersebut dan menggantinya dengan sikap tabayyun.
Menjadi harapan kemudian setelah bulan puasa berakhir maka kebiasaan-kebiasaan buruk ditinggalkan dan kebiasaan-kebiasaan baik hasil pembiasaan di bulan Ramadhan dibawa serta ditingkatkan.
Dengan tertatanya sikap dan etika diri sendiri, maka secara perlahan akan diterapkan dalam caranya berkomunikasi melalui media sosial dengan orang lain kemudian menularkan sikap-sikap positif dengan kiriman-kirimannya yang sejuk dan menenangkan.
Menjadikan media sosial sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan. Jika sudah demikian, kehidupan media sosial yang baik akan memberikan keseimbangan pada kehidupan di dunia nyatanya yang lebih baik.
Yang perlu dilakukan dalam bulan puasa adalah memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan untuk memperbaiki diri dengan senantiasa menjaga hati dalam mengendalikan jari di media sosial, merawat sifat husnudzon, memupuk sifat sabar, menanamkan kebiasaan tabayyun serta menggandakan sifat memaafkan. Kemudian membawa dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari demi ketentraman lahir batin diri sendiri dan oranglain.