Perbedaan Tradisi Hari Raya Lebaran di Lampung
(Dok. pribadi)
Oleh : Shadiva Aziza Ruby Malakian
Perihal : Pembuatan artikel ini untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Komunikasi Antarbudaya
Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah jatuh pada hari Senin, 2 Mei 2022. Lebaran merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu bagi para umat muslim untuk merayakan hari kemenangannya. Pada hari itu kita dapat berkumpul dengan keluarga, saudara, dan teman-teman dengan penuh rasa kebersamaan serta mengikat tali silaturahmi yang menambah kebahagiaan momen yang terjadi hanya dalam satu tahun sekali ini.
Pada tahun ini merupakan tahun perdana diperbolehkannya mudik lebaran setelah hampir 3 tahun kita hanya dapat merayakan lebaran dirumah dan melakukan kumpul keluarga secara virtual tanpa adanya kontak langsung dengan keluarga, saudara dan teman. Tentu momen ini yang paling dinantikan karena akhirnya setelah penantian yang tidaklah cepat, kita dapat kembali bersilaturahmi ke rumah saudara dan dapat mudik lebaran ke kampung halaman. Hal ini berlaku terhadap beberapa teman-teman saya yang merantau untuk melanjutkan pendidikannya di luar daerah. Tahun ini kami dapat melaksanakan halal bi halal secara langsung setelah beberapa tahun hanya dilakukan dengan cara virtual saja.
Tepatnya pada hari Jum’at, 6 Mei 2022 setelah melaksakan shalat jum’at bagi yang melaksanakan, saya dan teman-teman mengadakan halal bi halal di rumah salah satu teman saya. Halal bi halal merupakan tradisi yang selalu kami lakukan setiap tahun setelah Hari Raya Idul Fitri, melalui kegiatan ini kita dapat bermaaf-maafan serta menjadi ajang silaturahmi bersama teman-teman yang sudah lama tidak berjumpa. Kita juga saling berbagi cerita dan kabar tentang kehidupan kita yang selama ini belum sempat diceritakan karena terhalang oleh kesibukan masing-masing.
Satu persatu dari kami saling menceritakan tentang kabar kehidupan kita. Mulai dari urusan perkuliahan, pertemanan, keluarga sampai ke hal personal lainnya. Dua teman saya yaitu Dara dan Sion yang menjadi mahasiswa di salah satu universitas di daerah Lampung juga ikut berbagi cerita mengenai pengalamannya merantau ke luar daerah selama hampir satu tahun ini. Mereka menceritakan adanya perbedaan kebiasaan serta tradisi yang terjadi di daerah tempat mereka menunutut ilmu yaitu Lampung.
Mereka menceritakan bahwa terdapat beberapa tradisi serta kebiasaan yang sedikit berbeda di daerah Lampung.
“Kalo disini kan makan takjil biasanya pake sambel kacang ya, kalo di Lampung biasanya takjil dimakan pake cabe rawit ijo jadi kayak makan gorengan yang biasa dijual didepan minimart gitu” ujar Dara yang merasakan perbedaan hidangan takjil semasa dia melakukan ibadah puasa di Lampung.
“Ada juga nih perbedaannya kalo lebaran disana (Lampung). Pertama, menu lebaran disana itu ga wajib makan ketupat/lontong semacamnya, jadi makan nasi pake rendang aja gitu. Kedua, disana gaada sungkeman, soalnya pas gue bilang sungkeman ga ada yg ngerti, pas gue jelasin juga ternyata engga (melakukan sungkeman) mungkin beda keluarga beda persepsi ya” Kata Dara terhadap perbedaan kebiasaan selama lebaran di Lampung.
Dapat dilihat berdasarkan pemaparan dari Dara bahwa terdapat beberapa perbedaan kebiasaan yang terjadi di Lampung dalam menu takjil saat waktunya berbuka puasa dan saat perayaan Hari Raya Idul Fitri. Walaupun perbedaan yang terjadi hanya sedikit dan tidak signifikan namun tetap saja berbeda dengan kebiasaan yang biasa kita lakukan di Jakarta, seperti yang paling utama ketupat/lontong merupakan menu wajib yang dihidangkan saat Hari Raya Lebaran, bahkan ketupat merupakan simbol yang identik dengan Hari Raya Lebaran, namun berbeda ceritanya dengan di Lampung yang tidak menjadikan ketupak/lontong sebagai menu wajib saat Hari Raya Lebaran.
Teman saya yang bernama Sion juga tak mau kalah untuk berbagi ceritanya selama merantau di Lampung.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya