Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Administrasi

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bekerja Tak Harus Ngoyo, Kesehatan dan Keluarga yang Utama

28 April 2020   10:20 Diperbarui: 28 April 2020   10:25 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekerja Tak Harus Ngoyo, Kesehatan dan Keluarga yang Utama
Ilustrasi gambar via hellosehat.com

Yang jelas, kebahagiaan itu tak bisa dibeli atau dilabeli dan diukur dengan uang, karena semua bisa sirna seketika bila uang itu habis karena jatuh sakit, karena tak bisa menjaga kesehatan diri.

Kebahagiaan itu datang dari sekitar lingkungan kita, sehingga dari inilah harapannya kita bisa menjaga kadar antara bekerja dan kehidupan sosial, karena tak selamanya materi dapat membeli kebahagiaan.

Oleh karenanya semoga beberapa hal yang coba penulis jabarkan mengenai pentingnya untuk selalu memperhatikan kondisi kesehatan, keluarga dan silaturahmi dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berkenan membaca artikel ini.

Tenaga jangan diforsir, terlalu ngoyo dan ngotot demi pekerjaan, meski kondisi kesehatan telah terganggu tetap sama sekali tak perhatian.

Tubuh yang terlalu sering diforsir untuk bekerja lebih dari biasanya, hingga ngoyo, ngotot dan sedikit istirahat semakin kedepannya bisa tidak akan baik-baik saja.

Meski terkadang tubuh terasa kuat, sanggup menerima bahkan tidak bereaksi apa-apa, namun bukan berarti tak ada masalah dan bersinggungan dengan risiko kesehatan, karena bisa saja tidak terjadi saat itu, namun bisa saja nanti efeknya dirasakan dibelakang hari kemudian.

Yang pasti bekerja ataupun dalam aktivitas lainnya janganlah juga kondisi fisik dan kesehatan diabaikan, tetap harus menjaga kesehatan, seperti menjaga pola makan, jam tidur, waktu istirahat dan pola hidup sehat yang lainnya.

Karena semuanya akan jadi penyesalan bila suatu saat hidup ini dan semuanya jadi hancur berantakan, karena akhirnya jadi jatuh sakit dan sering sakit-sakitan.

Memang bekerja giat sampai tak kenal waktu, lupa dan mengabaikan kondisi diri demi mengejar bonus, pasti akan mendapatkan ganjaran yakni penghasilan lebih meningkat.

Akan tetapi buat apa semua diraih, kalau itu semuanya akhirnya akan habis dipakai untuk biaya perawatan kesehatan akibat jatuh sakit karena abai dan lalai pada kondisi diri.

Oleh karena itu, jangan sampai pekerjaan dan aktivitas berlebih jadi merusak waktu istirahat, waktu tidur dan waktu makan, karena menjadi sehat tetap yang utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun