Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Administrasi

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bekerja Tak Harus Ngoyo, Kesehatan dan Keluarga yang Utama

28 April 2020   10:20 Diperbarui: 28 April 2020   10:25 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekerja Tak Harus Ngoyo, Kesehatan dan Keluarga yang Utama
Ilustrasi gambar via hellosehat.com

Ilustrasi gambar via Pixabay.com
Ilustrasi gambar via Pixabay.com

Keluarga, sanak famili, dan jalinan tali silaturahmi jangan sampai tercampakan karena terlalu sibuk dalam bekerja.

Umumnya dalam bekerja itu yang berlaku adalah 5 hari kerja dari 7 hari yang tersedia setiap pekannya, sekitar 40 jam dihabiskan untuk menunjukan loyalitas dan dedikasi pada tempat bekerja.

Terkadang hari Sabtu dan Minggu juga terkena imbasnya untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai, atau demi mengejar target bonus, insentif dan uang lembur tapi tetap mengorbankan hari Sabtu dan Minggu.

Lalu dari sisa waktu yang ada, seberapa banyak dan seberapa bisa untuk disisihkan dan dapat bertemu dengan keluarga, sanak famili dan waktu silaturahmi? bahkan terkadang hanya sekedar menanyakan kabar saja sampai tidak sempat, karena terlalu disibukkan dengan pekerjaan yang terlalu banyak menyita waktu.

Yang pasti, membangun komunikasi keluarga dan jalinan tali silaturahmi pada lingkungan sosial itu amatlah penting dan harus tetap dijaga dengan baik. Karena keluarga, baik itu istri, anak, saudara, ayah, ibu, dan kerabat lainnya pasti juga sangat merindukan kasih sayang dan perhatian, rindu untuk dapat bercurah hati dan berbicara banyak.

Begitu juga kaitannya dalam hal silaturahmi dilingkungan sosial, baik itu kepada teman dan tetangga, perlu juga mendapat perhatian agar kedepannya selalu tetap terjalin persaudaraan dan hubungan kekerabatan.

Uang bisa membeli materi, tapi uang tidak bisa membeli kebahagiaan.

Pastinya, beberapa hal yang menjadi sumber bahagia dalam kehidupan ini tak bisa dibeli dan diukur dengan materi dan uang, sebab materi dan uang itu hanya membawa rasa nyaman dan aman itu kedalam kehidupan fatamorgana belaka.

Karena sejatinya kebahagiaan itu bisa didapatkan dari sebuah rasa kasih sayang dalam keluarga, rasa kekeluargaan, rasa kekerabatan yang semua ini tak bisa dibeli dengan uang dan diukur dengan materi, inilah arti sejatinya kebahagiaan itu sebagai bentuk nyata dari kehidupan yang sesungguhnya.

Semoga bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun