Semakin Boros Saat Ramadan? Coba Terapkan 5 Tips Ini Agar Keuangan Tetap Terkendali!
Bagaimana puasanya? Masih lancar?
Atau justru kondisi keuangannya yang sedang tidak lancar?
Saya rasa semua orang juga merasakan hal yang sama. Ramadan tahun lalu dan tahun ini bukan kondisi yang mudah untuk dilalui. Pandemi memberikan pengaruh terhadap ekonomi semua orang. Hal tersebut membuat kita harus putar otak agar tetap bisa bertahan. Apalagi saat Ramadan seperti kali ini. Memang makan hanya dua kali dalam sehari―buka dan sahur. Tapi, kenapa semakin boros?
Saat Ramadan, penjual makanan lebih banyak dari bulan-bulan selain bulan Ramadan. Mulai dari lauk-pauk, gorengan, es, kue, camilan, buah, dan banyak lainnya. Saya yakin, kita pasti menelan ludah saat melihat deretan penjual itu. Itu adalah salah satu hal yang membuat pengeluaran kita menjadi lebih banyak saat Ramadan.
Mumpung masih awal puasa, kita bisa melakukan sesuatu sebelum terlambat. Berikut ini ada 5 tips yang bisa dilakukan agar keuangan kita tetap terkendali.
1) SECUKUPNYA; SEPERLUNYA
Tujuan puasa untuk membuat kita bisa lebih menahan diri, dari makanan, minuman, dan hal lainnya. Setelah puasa seharian, seringnya kita balas dendam saat berbuka puasa. Meja makan dipenuhi dengan berbagai jenis makanan. Padahal saat berbuka yang kita makan hanya beberapa saja karena sedikit saja perut sudah kenyang.
Inilah yang perlu dikendalikan. Alangkah baiknya jika makanan yang disiapkan untuk buka itu secukupnya dan seperlunya. Makanan manis, minuman hangat, lauk, dan sayur saja saya rasa sudah cukup untuk kembali memulihkan energi kita. Jangan lupa nasi! Orang Indonesia tidak bisa lepas dari yang satu itu. Yang penting makanan itu bergizi dan menyehatkan. Begitu juga untuk santap sahur. Jadi, tidak harus banyak jumlahnya dan mahal harganya.
2) MASAK SENDIRI
Siapa yang selalu masak sendiri untuk buka dan sahur? Tidak ada yang salah dengan masak sendiri, kan? Justru kita bisa lebih berhemat di bulan Ramadan saat pandemi seperti ini.
Dengan masak sendiri, kita bisa mengatur kebutuhan makanan yang benar-benar diperlukan untuk buka dan sahur, kebersihan dan kandungan gizinya juga lebih terjaga.
Tak masalah sesekali jajan di luar. Yang jadi masalah, jika setiap hari kita jajan.
3) PRIORITAS
Selain dua poin di atas, poin ke tiga ini juga penting. Kita harus bisa membedakan manakah yang kebutuhan dan manakah yang keinginan. Sehingga kita bisa memprioritaskan mana yang harus didahulukan. Dengan begitu, kita bisa mengontrol pengeluaran.
Ketika kebutuhan sudah terpenuhi, barulah kita pertimbangkan untuk keinginan yang harus dipenuhi.
Ingat ya, tidak semua keinginan kita harus dituruti!
Jika kesulitan melakukannya, kalian bisa menggunakan skala prioritas!
Ada Ramadan ada Lebaran. Meski saat ini masih pandemi, bukan berarti kita mengabaikan hal yang satu ini. Kita tetap harus mempersiapkan anggaran untuk Lebaran. Anggaran ini bisa digunakan untuk mudik ke kampung halaman.
Sayangnya, tahun ini masih dilarang untuk mudik. Tak apa. Anggaran Lebaran ini bisa digunakan untuk yang lain. Misalnya, membuat kue kering atau camilan. Dengan begitu, kita bisa lebih berhemat daripada membeli dengan harga yang lebih tinggi. Sekaligus untuk mengasah kemampuan memasak.
Kemudian, anggaran tadi bisa juga untuk membeli pakaian dan perlengkapan salat. Jika pakaian dan perlengkapan salat yang kita punya masih tampak bagus, kenapa harus membeli lagi? Yang penting bersih, rapi, dan wangi.
Jadi, anggaran tadi bisa disisihkan untuk kebutuhan lain. Jangan dihabiskan dalam satu waktu karena setelah Lebaran masih ada kebutuhan yang harus dipenuhi!
Ini adalah yang terakhir. Financial planner ini semacam catatan atau jurnal keuangan agar memudahkan kita untuk memeriksa pemasukan dan pengeluaran. Ada yang sudah mahir mengatur keuangan tanpa perlu membuat jurnal. Tapi, ada juga yang perlu membuat jurnal. Bagi yang belum pernah membuat financial planner, kalian mencari contohnya di internet! Bahkan ada yang bisa kalian cetak, sehingga tinggal mengisi saja tanpa harus repot-repot membuat.
Namun, jika kalian kreatif dan suka corat-coret, apa salahnya membuat financial planner? Financial planner ini bisa kalian hias seperti membuat bullet journal. Jadi, kalian tidak akan jenuh mencatat keuangan di atas kertas. Ya, saya pikir itu lebih baik ketimbang mencatatnya di dalam hati.
Dari kelima poin di atas, poin nomor berapakah yang sudah kalian terapkan?
Jika belum, ayo kita coba terapkan!
Tetap semangat!