Bingung Menentukan Bingkisan Lebaran? Simak Tipsnya!
Tidak terasa sebentar lagi bulan suci Ramadan akan berakhir. Itu tandanya umat muslim akan merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Tradisi menyambut Ramadan sangat beragam. Mulai dari membuat kue kering khas lebaran, menyiapkan santapan ketupat dan opor ayam, mempercantik rumah, pulang ke kampung halaman, dan berbagi bingkisan lebaran. Tradisi-tradisi ini memang selalu menarik dan selalu bikin rindu.
Dulu, saat masih kecil, tradisi menjelang lebaran sangatlah menyenangkan. Ikut membantu Ibu menyiapkan makanan lebaran. Mudik ke rumah nenek. Membantu Ayah mengantarkan bingkisan lebaran ke rumah kerabat.
Salah satu tradisi yang paling berkesan adalah berbagi bingkisan lebaran. Terasa berkesan karena setiap tahun mengalami banyak perubahan.
Saat kakek dan nenek masih ada, bingkisan lebaran disiapkan dalam sebuah wadah yang disebut rantang. Berisi masakan Ibu untuk diberikan kepada kakek, nenek, dan saudara-saudara lainnya.
Biasanya makanan khas lebaran adalah kupat tahu dan opor ayam. Entah mengapa, Ibu malah sering menghidangkan rendang khas makanan Padang. Bukan karena berasal dari Padang. Kami sekeluarga berdarah sunda. Hanya saja, kami memang menyukai masakan Padang.
Tradisi berbagi bingkisan lebaran menggunakan wadah rantang berubah lebih modern. Kemajuan zaman turut memengaruhi sajian bingkisan lebaran. Berbagi menggunakan rantang malah dikatakan kuno atau ketinggalan zaman.
Bingkisan lebaran beralih menjadi sebuah parcel yang dihias sangat menarik. Dilengkapi dengan pita warna-warni yang membuat binar mata anak-anak. Parcel lebaran juga beragam. Ada yang berisi sembako atau keperluan rumah tangga, cemilan anak-anak, sampai buah-buahan.
Menyiapkan parcel lebaran untuk dibagikan kepada kerabat dekat sangatlah menyenangkan. Mulai dari ikut membeli bahan-bahannya. Lalu membantu Ibu membuat parcelnya. Yang paling menarik perhatian adalah saat menghias parcel agar terlihat lebih cantik.